Keberhasilan Alex Pastoor tidak terlepas dari filosofi bermainnya yang menekankan keseimbangan antara serangan dan pertahanan.
Formasi 3-4-1-2 yang sering ia gunakan memberikan fleksibilitas kepada tim untuk bertahan dengan rapat namun tetap mampu melancarkan serangan balik mematikan.
Formasi ini juga memberi kebebasan kepada gelandang serang untuk berkreasi, sekaligus memberikan perlindungan kepada lini belakang dengan tiga bek tangguh.
Dalam banyak pertandingan, strategi ini terbukti efektif melawan tim-tim besar sekalipun.
BACA JUGA:Terima Kasih Shin Tae-yong, Kluivert Janji Loloskan Indonesia!
BACA JUGA:Alex Pastoor: Asisten yang Lebih Jago dari Kluivert?
Julukan "El Banana": Sebuah Identitas Unik
Julukan "El Banana" yang melekat pada Alex Pastoor mungkin terdengar aneh, tetapi ini menunjukkan kepribadiannya yang santai dan humoris.
Meski memiliki tuntutan tinggi sebagai pelatih, Pastoor dikenal sebagai sosok yang dekat dengan pemain dan memiliki pendekatan personal yang unik.
Warisan dan Masa Depan
Dengan tiga promosi ke Eredivisie dalam karirnya, Alex Pastoor telah meninggalkan jejak mendalam di sepak bola Belanda.
Ia tidak hanya dianggap sebagai pelatih yang ahli dalam merancang strategi, tetapi juga sebagai motivator ulung yang mampu mengubah mentalitas tim.
BACA JUGA:Ragnar Love Kluivert: Era Baru Timnas Indonesia Dimulai!
BACA JUGA:Kluivert dan Misi Besar Timnas Indonesia di Piala Dunia 2026
Keberhasilan Pastoor bersama Sparta dan Almere City membuktikan bahwa dirinya bukan hanya pelatih biasa, melainkan seorang inovator yang mampu membaca kebutuhan tim secara mendalam. Kini, banyak yang menantikan apa lagi yang akan ia capai di masa depan.