Penurunan harga gula ini diharapkan dapat membantu menjaga daya beli masyarakat di tengah kebutuhan konsumsi yang meningkat pada akhir tahun.
Untuk komoditas minyak goreng, baik kemasan sederhana maupun curah, harga juga mengalami penurunan.
Minyak goreng kemasan sederhana turun 0,75 persen atau Rp140 menjadi Rp18.630 per kg.
Minyak goreng curah turun lebih tajam, yaitu 1,02 persen atau Rp180, sehingga kini berada di angka Rp17.420 per kg.
Penurunan harga minyak goreng ini disambut baik oleh konsumen rumah tangga yang memanfaatkan komoditas ini untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Harga tepung terigu juga mencatat penurunan yang cukup signifikan.
Tepung terigu curah turun 1,29 persen atau Rp130 menjadi Rp9.980 per kg.
Sedangkan tepung terigu non-curah mencatat penurunan yang lebih besar, yakni 2,22 persen atau Rp290, sehingga kini berada di angka Rp12.780 per kg.
Penurunan harga tepung terigu ini memberikan dampak positif bagi industri rumah tangga dan UMKM yang bergerak di sektor pengolahan makanan.
Di sisi lain, harga jagung di tingkat peternak mengalami kenaikan 1,81 persen atau Rp110 menjadi Rp6.200 per kg.
Jagung merupakan bahan utama pakan ternak, sehingga kenaikan ini dapat berdampak pada biaya produksi peternakan, khususnya di sektor unggas.
Sementara itu, garam halus beryodium mencatat penurunan harga sebesar 1,30 persen atau Rp150, sehingga kini berada di angka Rp11.410 per kg.
Penurunan ini memberikan manfaat bagi konsumen rumah tangga maupun industri kecil yang memanfaatkan garam sebagai bahan baku.
Di sektor perikanan, beberapa jenis ikan menunjukkan tren penurunan harga. Ikan kembung turun 1,06 persen atau Rp410 menjadi Rp38.320 per kg.
Ikan tongkol juga mencatat penurunan sebesar 1,23 persen atau Rp400, sehingga kini berada di angka Rp32.050 per kg.
Selain itu, harga ikan bandeng juga mengalami penurunan cukup signifikan, yakni 2,34 persen atau Rp790, menjadi Rp32.990 per kg.