Namun, beberapa jenis ikan lainnya justru mengalami penurunan. Harga ikan tongkol turun 2,59 persen atau Rp850 menjadi Rp32.000 per kg.
Sedangkan ikan bandeng mencatat penurunan terbesar di sektor perikanan, yaitu 3,86 persen atau Rp1.320 menjadi Rp32.880 per kg.
Fluktuasi harga pangan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi cuaca, distribusi pasokan, serta pola konsumsi masyarakat.
Penurunan harga cabai dan bawang, misalnya, dipengaruhi oleh peningkatan produksi di sentra-sentra pertanian utama.
Sementara itu, kenaikan harga kedelai dan gula konsumsi mencerminkan ketergantungan terhadap impor dan dinamika harga internasional.
Beras premium yang mengalami kenaikan harga mencerminkan adanya permintaan tinggi dari konsumen yang mengutamakan kualitas.
Sebaliknya, penurunan harga beras medium dan SPHP menunjukkan peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lapisan bawah.
Bapanas terus memantau dan mengelola fluktuasi harga ini untuk memastikan keterjangkauan pangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dengan memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha, diharapkan stabilitas harga pangan dapat terus terjaga.
Ke depannya, diperlukan strategi yang lebih terintegrasi untuk mengantisipasi tantangan, seperti perubahan iklim, dinamika pasar internasional, dan gangguan distribusi.
Langkah-langkah ini penting agar ketersediaan pangan tetap terjamin dan masyarakat tidak terbebani oleh lonjakan harga yang signifikan.