KORANPALPOS.COM - Memasuki musim hujan, para peternak di Sumatera Selatan diingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mengancam hewan ternak.
Dokter Hewan Ahli Madya dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Jafrizal, menyatakan bahwa kondisi cuaca basah dapat meningkatkan risiko penyebaran virus jika tidak diantisipasi dengan baik.
Jafrizal menekankan bahwa musim hujan memengaruhi tingkat kelembapan di kandang, yang berpotensi menciptakan lingkungan ideal bagi virus untuk berkembang.
"Kondisi kelembapan yang tinggi, terutama pada malam hari, harus menjadi perhatian utama para peternak. Suhu kandang perlu dijaga agar tidak terlalu lembap guna mencegah penyebaran penyakit PMK," kata Jafrizal saat diwawancarai di Palembang, Jumat.
BACA JUGA:Jejak Bumi Indonesia Kampanyekan Gerakan Menanam Pohon Cegah Banjir
BACA JUGA:Harumkan Nama Prabumulih di Kancah Nasional : Pasutri Disabilitas Diganjar Reward !
PMK merupakan penyakit menular akut yang menyerang hewan berkuku genap, seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dapat menyebar melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, udara, atau benda-benda yang terkontaminasi.
Gejala umum PMK meliputi demam, luka pada mulut dan kuku, penurunan nafsu makan, dan produksi susu yang menurun pada sapi perah.
Penyakit ini tidak hanya merugikan peternak secara ekonomi tetapi juga memengaruhi pasokan daging dan susu di pasar lokal.
BACA JUGA:Ringankan Beban Korban Usai Alami Kebakaran, Kapolres Beri Bantuan Sembako
Oleh karena itu, tindakan pencegahan menjadi prioritas utama untuk menghindari dampak yang lebih besar.
Untuk meminimalkan risiko penyebaran PMK, Jafrizal memberikan beberapa saran penting kepada para peternak.
Salah satu langkah utama adalah menjaga kebersihan kandang dan memastikan sirkulasi udara yang baik.