Namun, kedua cewek tersebut tidak terpengaruh oleh kata-kata manis Mang Juhai.
Mereka tampaknya sudah tahu apa yang terjadi dan langsung berbalik pergi.
“Kukiro tadi toke kamu ni kak. Dak tau dompet tipis,” ujar cewek itu sambil pergi begitu saja, meninggalkan Mang Juhai yang hanya bisa tersenyum masam.
Meski gagal mendapatkan apa yang dia harapkan, Mang Juhai tetap saja menikmati kejadian tersebut.
Bagi Mang Juhai, kegagalan dalam situasi seperti ini bukanlah hal yang memalukan.
Sebaliknya, ini adalah pelajaran baru yang bisa dia gunakan untuk 'beraksi' di kesempatan lain.
“Lom pacak dek kalo nak ujung lapan tu. Kito burukannyo,” gumam Mang Juhai, merasa puas meski tangannya kosong.
Sementara itu, Mang Oding yang sejak awal sudah mencium gelagat Mang Juhai mulai tertawa terbahak-bahak.
"Itulah kando, nak sadar kamu tu. Wong galak tu buka oleh belagak. Sangkonyo kando tu toke banyak duit," ujar Mang Oding dengan nada mengejek, mengingatkan Mang Juhai agar lebih realistis dalam menjalani hidup.
Di balik kelicikannya, terdapat pelajaran berharga yang bisa diambil.
Mang Juhai mengajarkan kita untuk tidak terlalu serius dalam menghadapi kegagalan dan tetap bisa tersenyum meskipun rencana tidak berjalan sesuai harapan.
Tentu saja, pendekatan seperti yang dilakukan Mang Juhai bisa dibilang berisiko dan tidak selalu berhasil, namun tak ada salahnya untuk belajar dari pengalaman orang lain.
Di dunia nyata, tentu kita tidak bisa mengandalkan 'Ilmu Lat Gumilat' untuk bertahan hidup, apalagi dalam hubungan yang lebih serius.
Namun, terkadang, penting juga untuk memahami bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana sikap kita bisa mempengaruhi situasi.
Dalam hal ini, Mang Juhai mungkin telah mengajarkan kita sebuah seni berkelit yang mungkin bisa berguna dalam beberapa keadaan, tetapi tetap harus dilakukan dengan bijak dan penuh tanggung jawab.
Jadi, apakah Mang Juhai akan terus menggunakan akalnya untuk menghindari masalah keuangan dan hubungan yang lebih serius?