Mang Juhai tahu betul cara berbicara yang membuat orang lain merasa nyaman dan tidak merasa tertekan.
BACA JUGA:Akal Bulus Mang Juhai Kumat Lagi
BACA JUGA:Kaset Lamo Lagu Baru
“Ding, selera kakak kau nian budak itu. Peh kito deketi dulu, pas nian beduo dio tu dengan kito,” kata Mang Juhai kepada Mang Oding, menunjukkan bahwa meskipun dia sudah berkeluarga, tetap saja tak bisa menahan godaan melihat wanita muda dan menarik.
Namun, meskipun strategi ini terdengar seperti langkah yang berhasil, ada sesuatu yang menggelitik tentang cara Mang Juhai.
Sering kali, dia mengandalkan kata-kata manis dan perilaku santai agar terlihat seperti pria yang penuh percaya diri.
Tapi saat situasi mulai memasuki tahap serius, dia justru mundur teratur, menghindari komitmen atau bahkan menghindari kewajiban finansial.
Usai mengenal cewek berambut pirang itu, Mang Juhai pun diajak makan bersama.
Tentu saja, seperti kebanyakan pria, dia tak ingin melewatkan kesempatan ini.
“Kak, peh kito makan yok,” kata cewek itu mengundangnya. Namun, Mang Juhai mulai merasa terancam oleh dompet tipis yang dia miliki.
"Dimano dek? Nak makan dimano?” tanya Mang Juhai, mencoba mengalihkan perhatian dengan berbicara soal tempat makan.
Tanpa disangka, cewek itu mengarahkannya ke restoran Jepang yang terkenal mahal.
Di sinilah Mang Juhai mulai gelagapan, mencoba mencari jalan keluar tanpa terlihat terlalu terbuka.
Sebagai ahli dalam seni berkelit, Mang Juhai pun mulai beraksi.
Dia mengandalkan jurus pamungkasnya, yaitu mengaku lupa membawa kartu kredit.
“Anu dek, makmano besok bae. Gek kakak WA. Lupo bawa kartu kredit kakak ni,” ujar Mang Juhai, sambil berusaha tampak santai meskipun hatinya berdebar-debar.