KORANPALPOS.COM – Banyaknya proyek pembangunan yang menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Ogan Ilir tahun 2024 masih dalam tahap pengerjaan.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama terkait potensi pengerjaan proyek yang asal jadi demi mengejar target penyelesaian akhir tahun.
Proyek-proyek tersebar di beberapa wilayah di Ogan Ilir. Meski begitu, lambatnya proses tender hingga pengerjaan yang terancam molor menimbulkan pertanyaan tentang penyebab utama keterlambatan tersebut.
Menurut Tokoh pemuda Kabupaten Ogan Ilir, Hamdan, kekhawatirannya atas beberapa proyek yang dinilai rawan tidak selesai selain dari APBD OI juga berasal dari Dana Bangub (Bantuan Gubernur). "Proyek ini berisiko dikerjakan asal jadi karena waktu pengerjaannya sangat sempit. Sekarang sudah bulan Desember, hanya tinggal hitungan minggu sebelum tahun berganti," ujarnya kepada kepada wartawan.
BACA JUGA:Hujan Deras dan Angin Kencang Hantam Prabumulih : Atap Rumah Tukang Ojek Melayang !
BACA JUGA:8 Perempuan Inspiratif dan Gander Champion Muba Terima Penghargaan
Selain itu, Hamdan menyoroti proyek pembangunan Mall Pelayanan Publik yang berada di kompleks perkantoran Pemda lama. Ia juga mengkritisi pengerjaan proyek jalan di beberapa desa seperti Desa Sentul dan Desa Tanjung Seteko yang baru sebatas penghamparan batu.
"Kalau pengawas tidak jeli, jangan sampai proyek ini selesai tapi kualitasnya buruk sehingga cepat rusak," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU PR) Kabupaten Ogan Ilir, H. Ruslan, meyakinkan proyek-proyek tersebut akan selesai sebagaimana mestinya.
"Selesai Insa Allah," ungkap Ruslan saat di konfirmasi melalui pesan singkat Whatshapp.
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Raih Penghargaan Kabupaten Peduli HAM
BACA JUGA:Guncangan Gempa di Lubuklinggau Gegerkan Warga, BMKG: Sumber dari Kabupaten Seluma-Bengkulu
Menurut Ruslan, pekerjaan Kontruksi yang belum selesai itu tergolong cukup rumit dan seringnya pergantian tukang atau pekerja kontruksi sehingga memperlambat pengerjaan.
"Gaweaannyo rumit pelamonnyo (yang bikin lama) tinggi harus makai Lat dan juga terkadang tukang nya dak sanggup gawi kenyo jadi ganti tukang lain," katanya.