Dengan pengeluaran riil per kapita sebesar Rp16,98 juta/tahun, Sleman berhasil menciptakan stabilitas ekonomi yang mendukung kebutuhan dasar masyarakat.
Hal ini didukung oleh sektor pariwisata yang berkembang pesat, seperti kawasan wisata Kaliurang dan Candi Prambanan.
Pemerintah Kabupaten Sleman terus berinovasi dalam program pembangunan berkelanjutan.
Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembangunan di wilayah ini.
Peningkatan IPM secara nasional merupakan hasil dari sinergi berbagai pihak.
Pemerintah pusat dan daerah bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan, akses layanan kesehatan, dan daya beli masyarakat.
Namun, tantangan masih ada. Beberapa wilayah di Indonesia, terutama daerah tertinggal dan terpencil, masih memiliki skor IPM yang rendah.
Pemerintah terus berupaya mengurangi kesenjangan ini melalui berbagai program afirmatif, seperti pembangunan infrastruktur dasar dan pemberian bantuan sosial.
Prestasi Kabupaten Sleman kembali menjadi sorotan di berbagai platform media sosial.
Banyak netizen memuji konsistensi Sleman dalam mencatatkan prestasi di bidang pembangunan manusia.
Seorang pengguna media sosial, @wonderfuljogja, mengunggah: "Sleman lagi-lagi menjadi inspirasi daerah lain di Indonesia. Semoga kabupaten lain bisa belajar dari keberhasilan ini."
Daerah seperti Badung, Sidoarjo, dan Bantul juga mencatatkan skor IPM yang tinggi.
Masing-masing daerah memiliki pendekatan berbeda dalam membangun SDM:
1. Badung mengandalkan sektor pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Sidoarjo memanfaatkan posisinya sebagai daerah penyangga Surabaya untuk menarik investasi.
3. Bantul fokus pada pengembangan pendidikan berbasis kearifan lokal.