Salah satu langkah strategis yang diambil Shin Tae-yong adalah percepatan naturalisasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders.
Kedua pemain ini disumpah sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) di Belgia, sesuai permintaan STY, untuk memperkuat tim di laga tandang melawan Bahrain dan China. Namun, kontribusi keduanya belum terlihat maksimal.
Kritik mulai muncul terhadap keputusan STY, termasuk terkait pemilihan pemain di Daftar Susunan Pemain (DSP). Evaluasi mendalam akan menjadi momen penting untuk menilai apakah keputusan-keputusan tersebut sesuai dengan kebutuhan tim.
Semangat Pantang Menyerah yang Dipertanyakan
Erick Thohir juga menyoroti semangat juang Timnas Indonesia yang dinilainya belum optimal. “Saya bukan pemimpin yang pantang menyerah.
BACA JUGA:Ole Romeny Menjalani Tes Kesehatan, Proses Naturalisasi ke Timnas Indonesia Dimulai
BACA JUGA:Justin Hubner dan Pesan Misterius Usai Kekalahan dari Jepang: Sindiran untuk Siapa?
Tapi ada beberapa momen di mana saya melihat kita belum menunjukkan semangat pantang menyerah itu,” tegas mantan presiden Inter Milan ini.
Menurut Erick, keberhasilan Timnas U-23 yang berjuang hingga playoff menuju Olimpiade seharusnya menjadi contoh bagi skuad senior. “Kita fight, selalu fight. Meski gagal ke Olimpiade, yang penting kita sudah berusaha maksimal,” tambahnya.
Apa Nasib Shin Tae-yong?
Laga melawan Arab Saudi akan menjadi penentu. Jika Indonesia kembali gagal menang, posisi Shin Tae-yong bisa terancam.
Sebagai pelatih yang membawa visi besar untuk sepak bola Indonesia, STY telah mendapatkan dukungan penuh dari PSSI, termasuk dalam proses naturalisasi pemain. Namun, hasil buruk di kualifikasi ini dapat menjadi catatan penting dalam evaluasi Erick Thohir.
BACA JUGA:Blunder Maarten Paes dan Kekalahan Telak Indonesia dari Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
BACA JUGA:Timnas Indonesia Siap Bangkit: 3 Kabar Baik Jelang Duel Lawan Arab Saudi
Harapan besar ditempatkan pada evaluasi ini. Langkah Erick Thohir menunjukkan komitmen serius untuk membangun Timnas Indonesia yang kompetitif di kancah internasional.
Apapun hasilnya, evaluasi ini harus menjadi momentum untuk berbenah, agar Garuda bisa kembali terbang tinggi di masa depan.