Sebagai bagian dari langkah perbaikan, PSSI terus mendukung pengembangan kemampuan pemain dan pelatih melalui berbagai program pelatihan dan uji coba internasional.
Erick percaya bahwa proses ini membutuhkan waktu, tetapi merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan tim yang lebih kompetitif di masa depan.
"Kita harus fokus pada pengembangan pemain muda dan memperkuat mental bertanding. Jepang adalah contoh bagaimana konsistensi dan pembinaan jangka panjang dapat menghasilkan tim yang tangguh," ujarnya.
Meski hasil pertandingan melawan Jepang mengecewakan, dukungan dari masyarakat tetap menjadi faktor penting dalam perjalanan timnas.
Erick mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap memberikan semangat kepada tim, karena sepak bola bukan hanya soal hasil, tetapi juga soal kebanggaan dan kebersamaan sebagai bangsa.
"Kita perlu bersatu, mendukung timnas dalam kondisi apapun. Perjalanan ini masih panjang, dan kita harus tetap optimis," katanya.
Laga melawan Arab Saudi di SUGBK akan menjadi ujian berat lainnya bagi timnas.
Erick berharap tim dapat menunjukkan perbaikan dari kekalahan sebelumnya dan tampil dengan semangat juang yang tinggi.
"Kami meminta para pemain untuk fokus dan memberikan yang terbaik dalam setiap pertandingan. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan membuktikan bahwa kita bisa bersaing," tutur Erick.
Permintaan maaf Erick Thohir menunjukkan sikap rendah hati dan tanggung jawab sebagai pemimpin PSSI.
Meski hasil melawan Jepang jauh dari harapan, semangat juang dan optimisme harus tetap dipertahankan.
Dengan dukungan penuh dari masyarakat, evaluasi yang tepat, dan kerja keras dari tim pelatih serta pemain, timnas Indonesia diharapkan dapat bangkit dan memberikan hasil yang lebih baik di pertandingan-pertandingan mendatang.
Kekalahan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan baru untuk mencapai prestasi yang lebih baik.