KORANPALPOS.COM - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) mencatat realisasi investasi di wilayah ini mencapai Rp40,44 triliun hingga periode triwulan III tahun 2024.
Penjabat Gubernur Sumsel Elen Setiadi, di Palembang, Senin, mengatakan nilai investasi yang masuk ke Sumsel sampai triwulan III tahun 2024 mencapai Rp40,44 triliun dengan jumlah investor 1.161.
Ia menjelaskan dari nilai tersebut, untuk nilai penanaman modal asing (PMA) Rp 13,85 triliun, sedangkan untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp26,58 triliun.
Terdapat lima subsektor yang mendominasi realisasi PMA dan PMDN pada triwulan III-2024, yaitu industri kimia dan farmasi sebesar Rp3,01 triliun, Industri kertas dan percetakan Rp2,56 triliun, pertambangan Rp2,29 triliun, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan Rp1,20 triliun, dan transportasi gudang dan telekomunikasi Rp1,06 triliun.
BACA JUGA:Momen 10 November, Teladani Semangat Pahlawan
BACA JUGA:Bisnis Cemilan Tembus Sumatera, Jawa dan Bali
Sedangkan, realisasi terbesar investasi yang masuk berdasarkan wilayah, untuk PMA, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Rp2,57 triliun, Muara Enim Rp539 miliar, Musi Rawas Utara Rp416 miliar, Penukal Abab Lematang Ilir Rp293 miliar, dan Ogan Komering Ulu sebesar Rp2,69 miliar.
Untuk PMDN realisasi terbesar berada di Kota Palembang dengan realisasi Rp4,01 triliun, Muara Enim Rp1,39 triliun, Banyuasin Rp892 miliar, Lahat Rp655 miliar, dan Musi Banyuasin Rp528 miliar.
Realisasi itu hampir mendekati target RPJMD Pemprov Sumsel 2024 senilai Rp41,5 triliun. Namun, untuk target nasional Rp64,82 triliun atau masih di bawah target nasional.
Dampak dari investasi yang masuk ke Sumsel salah satunya dari dunia kerja, menurut Elen, dengan realisasi investasi di triwulan III-2024 ini menyerap tenaga kerja sebanyak 16.549 orang.
BACA JUGA:Pertamina Pastikan Pasokan LPG Bersubsidi di Wilayah Kota
BACA JUGA:Edukasi Warga tentang Bahaya Bahaya Judi Online
Dalam meningkatkan nilai investasi, pihaknya telah mempermudah dan mendekatkan akses pelayanan perizinan seperti membuka pelayanan perizinan di kawasan publik.
"Kami membuka layanan ini di mal, karena itu kunjungan masyarakatnya sangat besar, dimana pelayanan itu dibuka dan ditutup sesuai dengan jam kerja mal," kata Elen pula.