Hal ini disebabkan pasokannya kurang dari petani karena tanamannya sebelumnya banyak yang mati.
BACA JUGA:IAIQI Indralaya Gelar Wisuda Sebanyak 233 Sarjana dan 12 Hafiz Alquran 30 Juz
BACA JUGA:Agus Fatoni Tinjau Gedung Dekranasda Kota Pagar Alam
Namun ada juga yang turun seperti cabe keriting yang sebelumnya Rp100 ribu perkg turun menjadi Rp50 ribu perkg, dan harga cabe ini setiap hari turun sebab pasokan banyak dari petani yang panen.
Harapan ke depan, kata Irham, harga-harga komoditi tetap stabil terutama untuk sayuran yang import dan meminta kepada pemerintah untuk menjembatani sehingga tidak naik signifikan.
Sebab dengan naiknya harga, tentu daya beli masyarakat akan turun dan akhirnya omzet pedagang ikut turun.
"Kami harga naik bukannya senang tapi sebaliknya sebab masyarakat akan sedikit membelinya. Pembeli sering kaget saat membeli karena harganya yang naik signifikan," ujarnya.
Sementara itu menurut salah seorang pembeli Tika (30) warga Muara Enim bahwa sebagai ibu rumah tangga tentu sangat berat dengan naiknya beberapa sayur-sayuran seperti Tomat, Kubis, bawang putih dan lain-lain.
Dirinya terpaksa mensiasati untuk belanja dengan mengurangi konsumsinya dan membeli hanya secukupnya tidak bisa lagi menyetok.
Apalagi uang belanja tidak bertambah tetapi kebutuhan meningkat, jadi sangat memberatkan masyarakat.
Harapan ke depan, lanjut Tika, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk bisa menjaga kestabilan Sembako dan komoditi sayur-sayuran terutama yang banyak digunakan oleh masyarakat.
Seperti dirinya yang berjualan, dengan kenaikan sayur mayur tersebut tentu akan mengurangi margin keuntungan, sehingga terpaksa mengurangi porsi ukuran jualannya. ***