"Beberapa wilayah Sumatra seperti Sumatra Utara sudah mengalami hujan, berbeda dengan Palembang yang masih terasa panas," tambah Andri.
BACA JUGA:PWI Ajak Dewan Pers dan Konstituen Rayakan HPN 2025 di Riau
BACA JUGA:PWI Ajak Dewan Pers dan Konstituen Rayakan HPN 2025 di Riau
Fenomena El Nino yang tengah berlangsung turut memperburuk kondisi cuaca di Indonesia.
BMKG memprediksi bahwa El Nino dengan intensitas moderat hingga kuat ini akan memperpanjang musim kemarau dan mengurangi curah hujan di beberapa wilayah.
"El Nino membuat udara lebih kering dan suhu lebih panas, terutama di wilayah selatan seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara,” jelas Andri.
Hal ini membuat awal musim hujan di Palembang dan sekitarnya menjadi lebih lambat dari biasanya. Warga pun berharap kedatangan hujan segera membawa kesejukan setelah berminggu-minggu diterpa panas ekstrem.
Panas yang terus berlanjut mengubah keseharian warga Palembang. Selain meningkatnya penggunaan kipas angin dan AC, banyak warga juga mengeluhkan keringat yang terus mengalir meskipun tanpa aktivitas berat.
Beberapa bahkan mengaku harus mandi lebih sering demi merasa nyaman.
“Di rumah terasa lebih panas, bahkan lebih parah di malam hari. Udara seperti terperangkap dan tidak kunjung dingin,” keluh seorang warga.
Kondisi ini membuat aktivitas sehari-hari lebih melelahkan, dan banyak yang merasa tidak produktif karena terganggu oleh cuaca panas.
BMKG menyarankan agar masyarakat tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat selama masa peralihan ini.
Meskipun hujan diprediksi akan segera turun di Palembang pada awal November, warga diimbau tetap bersiap menghadapi kondisi ekstrem.
Terkait cuaca ekstrem ini, sejumlah warga Kota Palembang mengeluhkan kondisi cuaca panas ekstrem yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa pekan terakhir.
Suhu yang menyengat, bahkan pada malam hari, membuat aktivitas sehari-hari menjadi sangat tidak nyaman.
Banyak warga mengeluhkan sulitnya tidur karena udara yang gerah, serta meningkatnya penggunaan kipas angin dan pendingin ruangan.