Sejarah Bengkulu tidak bisa dilepaskan dari keberadaan kerajaan-kerajaan yang berkembang di wilayah ini pada abad XII hingga XIII.
Beberapa kerajaan yang berpengaruh di Bengkulu antara lain:
Kerajaan Selebar di daerah Pelabuhan Pulau Baai dan Jenggalu.
Kerajaan Sungai Serut, yang merupakan pusat kekuasaan dari legenda Putri Gading Cempaka.
Kerajaan Sungai Lemau di wilayah Pondok Kelapa.
Kerajaan Empat Petulai di daerah Rejang Lebong.
Kerajaan Indera Pura dan Kerajaan Sungai Itam di daerah Lebak.
Kerajaan Gedung Agung dan Kerajaan Manau di wilayah Bengkulu Selatan.
Pada sekitar abad XV, kerajaan-kerajaan ini berada di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit yang berhasil mengalahkan Sriwijaya pada abad XIII.
Pada masa ini, Bengkulu mulai mengembangkan tulisan asli dengan abjad Ka, Ga, Nga.
Selain itu, beberapa biksu dari kerajaan Sriwijaya juga datang ke Bengkulu untuk menyebarkan agama Buddha dan menjadi pemimpin spiritual di wilayah ini.
Setelah Majapahit mengalami kemunduran pada pertengahan abad XVI, wilayah Bengkulu jatuh di bawah pengaruh Kesultanan Banten.
Meskipun berada di bawah pengaruh kerajaan besar lainnya, Bengkulu tetap mempertahankan identitas budaya dan tradisinya, yang terlihat dari sistem kerajaan dan tradisi yang masih dipelihara hingga masa penjajahan.
Sejarah kolonialisme di Bengkulu dimulai ketika Inggris tiba di wilayah ini pada tahun 1685.
Pada saat itu, Inggris dipimpin oleh kapten J. Andiew yang datang dengan tiga kapal bernama The Caesar, The Resolution, dan The Defence.
Inggris menjajah Bengkulu selama kurang lebih 139 tahun, dari tahun 1685 hingga 1824.