KORANPALPOS.COM- Jihad sering kali dipahami sebagai perjuangan fisik melawan musuh, namun Islam mengajarkan bahwa jihad yang paling dasar dan paling penting justru adalah jihad melawan hawa nafsu.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ
“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya” (Hadits shahih diriwayatkan oleh ibnu Najjar dari Abu Dzarr).
Perjuangan melawan hawa nafsu merupakan bentuk jihad yang paling mendasar, dan merupakan landasan bagi jihad lainnya.
Tanpa menguasai diri dan hawa nafsu, mustahil bagi seseorang untuk berhasil dalam perjuangan fisik melawan musuh luar.
BACA JUGA:Mengapa Kita Selalu Merasa Kurang? Renungan tentang Kekayaan Hati
BACA JUGA:Rahasia Membangun Rumah di Surga Melalui Amalan Sehari-hari
Hakikat Jihad Terbesar
Ketika seseorang berjuang melawan hawa nafsunya, ia sedang memulai perjalanan spiritual yang paling mendasar. Hawa nafsu, yang sering kali membawa manusia kepada dosa dan maksiat, adalah musuh dalam diri yang harus dihadapi dengan tekad kuat dan kesabaran.
Jihad ini melibatkan usaha yang terus-menerus untuk mengendalikan diri, menahan godaan, dan menjauhkan diri dari segala bentuk keinginan yang dapat menjauhkan seseorang dari jalan Allah.
Dalam hal ini, Ibnu Qayyim rahimahullah, salah satu ulama besar dalam sejarah Islam, menjelaskan pentingnya jihad melawan hawa nafsu dalam tafsirnya mengenai surat Al-Ankabut ayat 69, di mana Allah Ta'ala berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
“Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, Kami akan memberikan kepada mereka hidayah kepada jalan-jalan Kami” (Al-Ankabut: 69).
BACA JUGA:Memahami Konsep Dzul-Wajhain (Bermuka Dua) dalam Islam: Definisi dan Penjelasan