Dengan demikian, ada 274 narapidana yang saat ini masih buron.
Pihak berwenang bekerja sama dengan lembaga keamanan lainnya, baik di tingkat lokal maupun nasional, untuk menangkap para narapidana yang kabur.
"Kami telah melibatkan seluruh jaringan keamanan di Nigeria untuk segera menindak dan menangkap kembali para napi yang kabur," tambah Abubakar.
BACA JUGA:Waspada ! DKPP Sumsel Temukan 607 Kasus Rabies Sepanjang 2024
BACA JUGA:Tenaga Non-ASN yang Tak Masuk Formasi 2024 Harus Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu !
Insiden kaburnya ratusan narapidana ini terjadi sebagai akibat langsung dari banjir besar yang melanda Maiduguri pada 10 September 2024.
Banjir ini bukan hanya meruntuhkan tembok penjara, tetapi juga menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur lain di kota tersebut.
Sekolah, rumah sakit, kantor pemerintahan, bank, pasar, kebun binatang, tempat ibadah, serta ribuan rumah hancur atau rusak parah.
Banjir tersebut juga mengakibatkan korban jiwa yang tak sedikit.
Badan Penanggulangan Darurat Nasional (NEMA) mengonfirmasi bahwa 37 orang meninggal dunia dan 58 lainnya luka-luka akibat insiden yang terkait dengan banjir ini.
Lebih dari satu juta penduduk dilaporkan terdampak banjir, dengan 414.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Menteri Dalam Negeri Nigeria, Olubunmi Tunji-Ojo, yang mengunjungi wilayah terdampak pada Rabu (11/9), menggambarkan situasi tersebut sebagai "bencana yang sangat menghancurkan."
Dia menambahkan bahwa pemerintah pusat akan mengambil tindakan cepat untuk membantu penduduk yang terdampak dan memulihkan wilayah tersebut.
Selain dampak pada masyarakat sipil, banjir ini juga menyoroti kelemahan dalam sistem penegakan hukum di Nigeria, terutama pada sektor pemasyarakatan.
Penjara di Nigeria dikenal menghadapi berbagai tantangan, termasuk overkapasitas, kurangnya sumber daya, serta infrastruktur yang tidak memadai.
Insiden kaburnya narapidana di Maiduguri ini bukan pertama kalinya terjadi di Nigeria, terutama di wilayah-wilayah yang rawan bencana.