Dalam beberapa tahun terakhir, Mazda gencar mengembangkan teknologi SkyActiv, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Dengan teknologi SkyActiv, Mazda mampu menghadirkan kendaraan yang tetap bertenaga namun lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar.
Selain teknologi SkyActiv, Mazda juga berkomitmen untuk memperkenalkan kendaraan listrik dan hybrid sebagai bagian dari strategi global mereka untuk mencapai target emisi karbon nol pada tahun 2050.
Rencana peluncuran mobil listrik dan hybrid di Indonesia adalah langkah nyata Mazda dalam mendukung upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga kelestarian lingkungan.
Peluncuran mobil listrik dan hybrid Mazda di Indonesia pada akhir tahun 2024 merupakan tonggak penting bagi PT Eurokars Motor Indonesia dalam menghadirkan inovasi ramah lingkungan bagi konsumen tanah air.
Dengan persaingan yang semakin ketat di pasar kendaraan listrik, Mazda siap berkompetisi dengan memperkenalkan model global yang sudah terbukti sukses di berbagai negara.
Kendati tantangan masih ada, optimisme Mazda dalam menghadapi pasar mobil listrik di Indonesia mencerminkan komitmen mereka terhadap masa depan mobilitas yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Di sisi lain. sekitar 70 hingga 80 persen masyarakat Indonesia membeli mobil penumpang dengan cara kredit alias mencicil, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) tahun 2019 meski hal ini tidak berlaku kepada para konsumen Mazda.
PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku agen pemegang merek dan distributor kendaraan Mazda di Indonesia mengungkap bahwa 60 persen konsumennya membeli produknya dengan pembayaran cash atau tunai.
“Contoh paling mudah saat di GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) kemarin itu 60 persen (membeli) tunai dan 40 persen kredit,'' ujar Chief Operating Officer PT EMI Ricky Thio.
Proporsi konsumen yang membeli dengan cara tunai di tahun ini bahkan, menurut Ricky, terjadi kenaikan.
Sebelumnya, jumlah pembeli Mazda yang membayar tunai mencapai angka 52 persen.
Pembelian dengan uang tunai pun, menurut Ricky, tidak dilakukan dengan tambahan program tukar tambah.
"Itu menandakan mungkin likuiditas konsumen (Mazda) itu lebih liquid, 60 persen cash,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ricky juga menjelaskan SUV andalannya, Mazda CX-5, masih menjadi tulang punggung penjualan produsen asal Jepang tersebut, disusul Mazda 3 Hatchback dan Mazda CX-30.
“Saya terkejut ternyata penjualan CX-60 itu banyak. di GIIAS Surabaya juga banyak permintaan CX-60, tapi kalau penjualan nomor 1, 2 dan 3 nya masih Mazda CX-5, Mazda 3 Hatchback, baru Mazda CX-60, begitu juga Mazda CX-30," kata Ricky.