4. Peter Sondakh
Peter Sondakh, pemimpin Rajawali Group, dikenal sebagai pengusaha dengan portofolio bisnis yang luas, termasuk sektor perkebunan kelapa sawit melalui PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT).
Selain sawit, Rajawali Group juga terlibat dalam bisnis hotel, media, dan pertambangan, menjadikannya salah satu konglomerat terbesar di Indonesia.
Kekayaan Peter Sondakh diperkirakan mencapai US$ 2,1 miliar atau sekitar Rp 33,14 triliun.
Dengan kenaikan harga CPO, nilai perusahaan perkebunan sawit yang dimilikinya diperkirakan akan meningkat, yang tentunya akan menambah nilai pada portofolio bisnisnya yang sudah sangat besar.
5. Theodore Rachmat
Theodore Permadi Rachmat, yang lebih akrab dipanggil Teddy, adalah pendiri grup Triputra pada tahun 1998.
Grup ini memiliki empat lini bisnis utama, salah satunya adalah agribisnis yang dikelola melalui PT Triputra Agro Persada.
Dengan luas lahan sawit yang signifikan, Triputra Agro Persada menjadi salah satu pemain utama dalam industri sawit Indonesia.
Forbes mencatat kekayaan Theodore Rachmat sebesar US$ 3,2 miliar atau sekitar Rp 50,5 triliun.
Dengan prospek kenaikan harga CPO yang diantisipasi, Triputra Agro Persada diperkirakan akan mendapatkan dorongan keuntungan yang besar, yang tentunya akan berkontribusi pada peningkatan kekayaan pribadi Teddy.
6. Bachtiar Karim
Bachtiar Karim adalah salah satu tokoh penting dalam industri minyak sawit di Indonesia melalui Musim Mas Group, sebuah perusahaan yang didirikan oleh ayahnya pada tahun 1932.
Musim Mas Group tidak hanya bergerak dalam pengolahan minyak sawit, tetapi juga terlibat dalam berbagai produk turunan seperti sabun dan margarin.
Menurut Forbes, kekayaan Bachtiar Karim mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 47 triliun.
Di bawah kepemimpinannya, Musim Mas telah berkembang menjadi salah satu perusahaan sawit terintegrasi terbesar di Indonesia, dengan operasi yang meliputi seluruh rantai nilai dari perkebunan hingga produk konsumen akhir.