Kedelai biji kering (impor) mengalami kenaikan harga sebesar 2,85 persen atau Rp340, menjadi Rp12.260 per kg.
Kenaikan ini mungkin terkait dengan fluktuasi harga internasional dan biaya impor.
Gula konsumsi juga naik sebesar 2,07 persen atau Rp370, menjadi Rp18.270 per kg.
Kenaikan harga gula ini dapat memengaruhi biaya produksi makanan dan minuman serta daya beli konsumen.
Dalam hal minyak goreng, terdapat perbedaan harga antara minyak goreng kemasan sederhana dan minyak goreng curah.
Harga minyak goreng kemasan sederhana naik sebesar 0,44 persen atau Rp80, menjadi Rp18.150 per kg.
Sebaliknya, harga minyak goreng curah turun sebesar 1,18 persen atau Rp190, menjadi Rp15.940 per kg.
Penurunan harga minyak goreng curah mungkin mencerminkan penurunan biaya produksi atau peningkatan pasokan.
Tepung terigu curah juga mengalami kenaikan harga sebesar 1,08 persen atau Rp110, menjadi Rp10.340 per kg.
Di sisi lain, tepung terigu non-curah turun sebesar 0,53 persen atau Rp70, menjadi Rp13.170 per kg.
Fluktuasi harga tepung terigu dapat memengaruhi harga produk olahan dan bahan makanan.
Harga jagung di tingkat peternak mengalami kenaikan sebesar 4,37 persen atau Rp260, menjadi Rp6.210 per kg.
Kenaikan ini mungkin dipengaruhi oleh permintaan yang tinggi atau penurunan pasokan.
Sementara itu, harga garam halus beryodium turun sebesar 1,57 persen atau Rp180, menjadi Rp11.320 per kg.
Penurunan harga garam mungkin mencerminkan peningkatan pasokan atau penurunan biaya produksi.
Harga ikan juga menunjukkan variasi. Ikan kembung turun sebesar 1,24 persen atau Rp460, menjadi Rp36.570 per kg.