Budi menambahkan, "Gula adalah penyebab utama berbagai masalah kesehatan seperti penyakit ginjal, hati, stroke, dan jantung. Kami berharap masyarakat dapat memperhatikan konsumsi gula mereka dan mengikuti batas aman yang dianjurkan."
Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah pencegahan dapat diambil.
Pertama, masyarakat diimbau untuk lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman, terutama yang mengandung gula.
Kedua, edukasi mengenai pentingnya pola makan sehat dan manfaat dari mengurangi konsumsi gula harus terus digalakkan.
Ketiga, penerapan kebijakan pemerintah terkait pengurangan gula dalam makanan dan minuman juga perlu didorong untuk mencapai hasil yang lebih signifikan.
Dr. Luciana juga menekankan perlunya kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pola makan sehat.
"Kolaborasi antara berbagai pihak adalah kunci untuk mencapai perubahan yang positif dalam kebiasaan makan masyarakat. Dengan pendekatan yang komprehensif, kita dapat mengurangi risiko obesitas dan penyakit metabolik yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan," ujarnya.
Pentingnya kesadaran akan bahaya obesitas dan penyakit metabolik akibat konsumsi minuman berpemanis tidak bisa diabaikan.
Dengan peningkatan konsumsi gula yang terus menerus, risiko kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung semakin meningkat.
Oleh karena itu, edukasi tentang pola makan sehat, penerapan kebijakan pemerintah, dan upaya preventif di tingkat individu sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.
Dr. Luciana Sutanto dan Kementerian Kesehatan mendorong masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam konsumsi gula dan mengadopsi pola makan yang lebih sehat guna menjaga kesehatan jangka panjang.