PIER memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,02 persen pada kuartal III dan 5,00 persen pada kuartal IV. Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 5,04 persen sepanjang tahun 2024.
Faisal Rachman, Head of Macroeconomics & Financial Market Research PermataBank, menekankan bahwa konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pada kuartal kedua 2024, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,93 persen, sedikit meningkat dari kuartal pertama yang tercatat sebesar 4,91 persen.
Meski stabil, pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih berada di bawah 5 persen, angka yang belum sepenuhnya pulih sejak masa sebelum pandemi COVID-19.
Faisal juga mencatat bahwa daya beli masyarakat sangat bergantung pada stabilitas harga, khususnya inflasi pangan.
Meskipun inflasi pada kuartal kedua 2024 menunjukkan penurunan, terutama dari sisi harga pangan, tantangan lain seperti potensi kenaikan harga akibat dampak El Nino masih menjadi perhatian utama.
Kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan, pada gilirannya, mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Meski menghadapi tantangan pada semester kedua 2024, Josua Pardede optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2025.
Dengan asumsi adanya pemulihan konsumsi rumah tangga dan stabilitas makroekonomi, lembaga-lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, ADB, dan OECD memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 5 persen hingga 5,2 persen pada tahun 2025.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada semester kedua 2024, prospek jangka panjang Indonesia tetap positif.
Konsumsi rumah tangga, sebagai komponen terbesar dalam struktur ekonomi, masih menjadi fokus utama untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
Dengan pengelolaan inflasi yang baik dan pemulihan daya beli, ekonomi Indonesia diharapkan dapat terus tumbuh meski menghadapi berbagai tantangan di paruh kedua tahun ini.***