5. KM.82+4/5 Blambangan Pagar-Kalibalangan
BACA JUGA:Karhutla di Muara Enim Mencapai 33 Hektare
BACA JUGA:Gedung Perpustakaan OKU Timur dan Aplikasi Srikandi Diresmikan
6. KM.86+0/1 Blambangan Pagar-Kalibalangan
7. KM.7+7/8 Gedungratu-Tanjungkarang
8. KM.25+1/2 petak jalan Stasiun Gedung Ratu-Rejosari, Kabupaten Lampung Selatan
Sebelum melakukan penutupan, PT KAI telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dan pihak-pihak terkait. Sosialisasi ini dilakukan melalui pemasangan spanduk pemberitahuan serta pertemuan dengan unsur kewilayahan dan warga di sekitar lokasi perlintasan liar.
BACA JUGA:Sulit Punya Momongan: RS AR Bunda Lubuklinggau Hadirkan Klinik Layanan Bayi Tabung
Dengan penutupan perlintasan liar ini, masyarakat yang sebelumnya menggunakan jalur tersebut diharapkan untuk menggunakan jalur alternatif yang ada atau perlintasan resmi terdekat. Azhar menegaskan bahwa keselamatan bersama adalah prioritas utama. "Bagi masyarakat yang biasa memanfaatkan perlintasan liar tersebut agar dapat menggunakan jalur alternatif lain yang ada atau perlintasan resmi terdekat untuk keselamatan bersama," ujarnya.
PT KAI juga mengingatkan masyarakat yang menggunakan perlintasan sebidang resmi untuk tetap mematuhi aturan dan tata tertib yang berlaku. Pengendara diminta untuk tidak memaksakan diri melintasi perlintasan jika rambu sudah berbunyi sebagai tanda akan datangnya kereta api.
Langkah penutupan ini diambil mengingat tingginya angka kecelakaan di perlintasan kereta api liar. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan terjadi di perlintasan yang tidak resmi, di mana tidak ada penjagaan atau fasilitas keamanan yang memadai. Dengan menutup perlintasan liar, PT KAI berharap dapat mengurangi risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api serta pengguna jalan.
Selain penutupan perlintasan liar, PT KAI juga terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api. Ini termasuk pemasangan rambu-rambu lalu lintas, peningkatan fasilitas di perlintasan resmi, serta kampanye keselamatan yang melibatkan masyarakat.
Penutupan perlintasan liar ini mendapatkan berbagai tanggapan dari masyarakat. Beberapa warga mengaku khawatir dengan penutupan tersebut karena harus mencari jalur alternatif yang lebih jauh. Namun, banyak juga yang mendukung langkah ini demi keselamatan bersama. "Kami memang harus mencari jalur lain, tapi kalau itu untuk keselamatan kami, ya tidak masalah," ujar salah satu warga yang sering menggunakan perlintasan liar.
Pemerintah daerah juga mendukung langkah PT KAI ini dan berkomitmen untuk membantu mensosialisasikan pentingnya keselamatan di perlintasan kereta api. "Keselamatan adalah prioritas utama. Kami mendukung penuh upaya PT KAI dalam meningkatkan keselamatan di jalur kereta api," kata salah satu pejabat daerah setempat.
Penutupan delapan perlintasan liar oleh PT KAI Divre IV Tanjungkarang merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan di Sumatera Selatan dan Lampung. Dengan sosialisasi yang tepat dan kerjasama dari semua pihak, diharapkan angka kecelakaan di perlintasan kereta api dapat ditekan, sehingga tercipta lingkungan yang lebih aman bagi semua.