Merajut Toleransi: Mengapa Masjid Cheng Ho Menjadi Simbol Penting di Palembang
Tampak megah Masjid Ceng Ho dengan ornamen khas negri tirai bambu--Foto: Isro Palpos
WISATA,PALPOS - Masjid Cheng Ho, sebuah simbol keberagaman budaya dan religi, menarik perhatian para wisatawan dan umat Islam di Palembang.
Dengan arsitektur yang menyerupai bangunan Tiongkok klasik, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebuah penanda sejarah perjalanan Islam di Nusantara.
Dibangun pada bulan September 2005, Masjid Cheng Ho memiliki nama lengkap Masjid Al-Islam Cheng Ho Sriwijaya.
Terletak di area Jakabaring yang jauh dari pusat kota, masjid ini menjadi destinasi spiritual bagi banyak orang yang mencari kedamaian di tengah hiruk pikuk kehidupan sehari-hari.
Menariknya, nama masjid ini tidak hanya mengacu pada arsitekturnya yang khas, tetapi juga menggambarkan jejak sejarah seorang tokoh penting dalam penyebaran Islam di wilayah ini, Laksamana Cheng Ho.
BACA JUGA:AYO..! Menelusuri Keanggunan Masjid Lawang Kidul: Pesona Islam di Palembang
BACA JUGA:Mengagumkan! Alquran Al-Akbar: Keajaiban Ukiran Spiritual di Palembang
Masyarakat meyakini bahwa Cheng Ho pernah mengunjungi Palembang untuk menyebarkan ajaran Islam melalui jalur perdagangan, menjadikan masjid ini sebagai pengingat akan warisan peradaban Islam yang kaya di Indonesia.
Dilihat dari segi arsitektur, Masjid Cheng Ho memukau dengan dominasi warna merah yang mencolok dan dua menara tinggi yang memancarkan keanggunan tersendiri.
Menara-menara tersebut diberi nama Habluminallah dan Habluminannas, masing-masing memiliki tingkat lima dengan ketinggian mencapai 17 meter.
Tak hanya sebagai penanda visual, namun tinggi dan jumlah tingkat menara ini juga memiliki makna simbolis dalam ajaran Islam, mengingatkan umat akan pentingnya keterhubungan antara manusia dengan Allah.
Namun, keberadaan Masjid Cheng Ho bukan hanya tentang memperingati figur sejarah atau keindahan arsitektur semata. Lebih dari itu, masjid ini menjadi simbol penting bagi upaya menjaga perdamaian dan kerukunan antarumat beragama.
BACA JUGA:Saksi Bisu Perjalanan Waktu: Rumah Tua dan Cerita di Kampung Arab Al Munawar
BACA JUGA:Titik Temu Tiga Dunia: Eksplorasi Budaya di Masjid Agung Palembang