Kasus DBD di Muara Enim Meningkat, Ditemukan 96 Kasus, 1 Meninggal

Kadinkes Muara Enim, dr. Eni Zatila -Foto : Fahrozi-

MUARA ENIM - Seiring memasuki musim penghujan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Muara Enim meningkat, Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim  meminta masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan dan membersihkan lingkungan.

Berdasarkan data, ada 96 kasus DBD di Kabupaten Muara Enim dengan satu orang meninggal dunia karena terkena DBD

"Kasus DBD ini meningkat dari bulan Desember 2023 sampai Maret 2024, karena peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan," ujar Kadinkes Muara Enim dr Eni Zatila, Kamis (22/02). 

Eni mengatakan dengan adanya peningkatan kasus DBD di Kabupaten Muara Enim, selama musim penghujan ini ada 96 kasus DBD dan satu pasien meninggal dunia.

BACA JUGA:Launching Program RTLH, Pj Wako Prabumulih Target Bangun 300 RLH

BACA JUGA:Pemkab OKU Launcing Program Bedah Rumah

Dari peningkatan tersebut, hal yang terpenting dilakukan, kata dia,  adalah pencegahan, seperti halnya pembasmian sarang nyamuk, artinya dalam pencegahan ini masyarakat digerakkan untuk membersihkan lingkungannya jangan sampai ada tempat nyamuk bersarang.

"Nyamuk biasa bersarang di ban-ban dan kaleng-kaleng bekas yang digenangi air juga ember-ember penampungan air yang dibiarkan," jelas Eni.

Desember lalu, sudah ada edaran Bupati untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD, keseluruh Camat dan OPD untuk disampaikan ke masyarakat

Menurutnya, jika hanya mengandalkan fooging, hal ini dinilai kutang efektif karena fooging ini digunakan hanya untuk wilayah yang ada temuan kasus, karena di wilayah tersebut sudah ada nyamuk dengan virus dangue, pemberian fooging juga hanya diameter 100 rumah, hitungannya jarak terbang nyamuk.

BACA JUGA:Diduga Depresi, Sales Perumahan Ini Nekat Akhiri Hidup

BACA JUGA:Pemkab OKI Kejar Target Desa Berlistrik

Dirinya sudah mengimbau Puskesmas untuk meningkatkan pemahaman terkait hal ini, dari 96 kasus temuan yang terpapar DBD paling tinggi di wilayah Muara Enim dan Tanjung Enim.

Dari 96 kasus yang ada, ada yang meninggal karena terlambat mendeteksi, jadi pihaknya sudah melakukan penyuluhan terhadap masyarakat. Apabila ada warga yang mengalami demam tinggi dan panasnya tidak turun, di hari ketiga masyarakat kerap lengah saat panas sang anak turun, trombosit juga ikut mengalami penurunan, inilah yang berbahaya memanifestasi pendarahan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan