Aksi Pengamen Timbulkan Rasa tak Nyaman Wisatawan
Pelataran Benteng Kuto Besak yang merupakan salah satu objek wisata kerap membuat pengunjung resah atas aksi pengemen yang memaksa meminta uang-FOTO : ANTARA-
PALEMBANG - Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang kembali menjadi sorotan akibat aksi mengganggu dari sejumlah oknum pengamen yang meminta uang secara paksa kepada pengunjung.
Kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran dan ketidaknyamanan bagi masyarakat maupun wisatawan yang datang untuk menikmati pemandangan kawasan tersebut.
Banyaknya oknum pengamen yang beroperasi di BKB Palembang telah menciptakan sejumlah keluhan dari masyarakat yang merasa terganggu dengan tindakan mereka yang memaksa meminta uang.
Para pengunjung yang tengah menikmati suasana di BKB Palembang seringkali menjadi sasaran empuk bagi para oknum pengamen ini.
BACA JUGA:Aksi Begal Makin Meresahkan, Jangan Ada Korban Lagi !
BACA JUGA:Kenaikan Gaji ASN 8 Persen. Harus Diimbangi dengan Peningkatkan Kinerja
Sebelumnya, beredar dan viral sebuah rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan suasana di pelataran BKB dengan banyaknya masyarakat dan wisatawan yang terganggu oleh aksi paksa oknum pengamen.
Dalam video tersebut terlihat bahwa oknum pengamen tersebut tidak meninggalkan pengunjung sebelum mendapatkan uang, membuat situasi semakin tidak menyenangkan.
Salah seorang yang merekam aksi pengamen di BKB Palembang menyatakan kekesalannya terhadap kejadian tersebut.
Menurutnya, tindakan ini sangat mengganggu siapapun yang berkunjung ke kawasan wisata tersebut, dan pemerintah harus segera bertindak untuk mengatasi masalah ini.
BACA JUGA:Narkotika dan Sanksi Hukum !
BACA JUGA:Timbulkan Kerusakan dan Konflik Sosial
Kasus serupa yang terjadi belum lama ini, di mana seorang pengamen nekat memasuki bus wisatawan dan meminta uang, juga menjadi bukti nyata akan urgensi penanganan terhadap oknum pengamen di kawasan BKB Palembang.
Bahkan, dalam kejadian tersebut, pengamen tersebut meludahi seorang pemandu wisatawan setelah tidak diberi uang.