Warga Miskin Sumsel Turun 35,4 Ribu Orang

Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto. Foto:Antara --

KORANPALPOS.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per September 2024 jumlah penduduk miskin di Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 948,84 ribu orang atau turun 35,4 ribu orang jika dibandingkan dengan periode Maret 2024 sebanyak 984,24 ribu orang.

Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Rabu (15/1) mengatakan persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 10,51 persen atau mengalami penurunan sebesar 0,46 persen poin terhadap persentase Maret 2024.

"Secara absolut penduduk miskin yang berhasil dientaskan pada September 2024 sebanyak 35,4 ribu orang," katanya.

Ia menjelaskan penurunan statistik kemiskinan ini menggunakan pendekatan moneter, berdasarkan kemampuan untuk mengkonsumsi kebutuhan dasarnya, jadi disesuaikan dengan garis kemiskinannya.

BACA JUGA:Kapal Wisata Musi Cruise Palembang Beroperasi lagi

BACA JUGA:Jangan Terlalu Dini Memanen Padi

Untuk Garis Kemiskinan pada September 2024 tercatat sebesar Rp564.462 per kapita per bulan bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp423.507 dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp140.955.

“Pada September 2024, secara rata-rata rumah tangga miskin di Sumatera Selatan memiliki 5,04 orang anggota rumah tangga,” jelasnya.

Untuk wilayah Sumsel penduduk miskin secara persentase ada di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muaratara). Namun, secara jumlah penduduk daerah yang memiliki angka penduduk paling banyak, seperti di Kota Palembang, dan Kabupaten Banyuasin.

"Jangan terkecoh dengan persentase, karena harus diperhatikan angka secara absolut," katanya.

BACA JUGA:Madrid ke Perempat Final Copa del Rey

BACA JUGA:Sekda Sumsel Edward Candra Wakili Pj Gubernur Hadiri Paripurna Hari Jadi Kabupaten OKU Timur Ke-21 Tahun 2025

Menurutnya, penyebab kemiskinan merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan bagaimana program pemerintah lebih tepat sasaran. Sebab, pendekatan menggunakan tingkat konsumsi, maka ketika dapat menjaga tingkat konsumsi masyarakat di atas garis kemiskinan.

"Ketika tingkat konsumsi masyarakat terjaga dari sisi pendapatan, akses pangan murah bisa membeli, maka bisa terjaga," kata Wahyu.(ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan