Ibu Baru Butuh Dukungan dalam Menghadapi Masa Sulit pada Awal Menyusui
Ibu-ibu bersama anak mereka menghadiri rangkaian kegiatan Pekan Menyusui Sedunia di Kota Dumai, Provinsi Riau, Kamis (1/8/2024)-Foto : Antara-
KESEHATAN, KORANPALPOS.COM - Psikolog Dr. Livia Iskandar M.Sc mengatakan bahwa ibu yang baru melahirkan membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat dalam menghadapi masa sulit pada awal menyusui.
"Pasti hari-hari pertama sakit semua, badan sakit semua, juga mungkin si bayinya harus belajar untuk menyusui yang benar, kan banyak juga ibu yang kesakitan payudaranya, jadi memang perlu kesiapan secara psikologis, perlu juga penguatan dari orang-orang sekitarnya," kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu saat dihubungi ANTARA pada Kamis.
Dia menyampaikan bahwa menjadi ibu baru membutuhkan kerja keras, karena harus siap setiap saat untuk bayinya.
Karena itu, ibu yang baru melahirkan membutuhkan dukungan dari suami dan anggota keluarga yang lain agar tidak merasa sendirian.
BACA JUGA:Minuman Alami Ini Ternyata Bisa Membantu Penyembuhan dan Pencegahan Campak
BACA JUGA:Tak Hanya Enak, Kacang Mete Juga Bisa Menyehatkan Rambut dan Kulit
Selain memiliki sistem pendukung dalam keluarga, Livia mengatakan, ibu baru juga perlu bergabung dengan kelompok ibu yang baru melahirkan agar bisa saling berbagi cerita dan pengalaman tentang perawatan dan penanganan bayi.
"Itu juga penting, gimana yang what works dan doesn't work, sehingga terbantu," kata Livia, praktisi dan pendiri Pulih@thePeak, yang misinya memberikan dukungan kepada perempuan, remaja, dan keluarga.
Dia menambahkan, ibu baru yang mengalami kesulitan dalam menyusui bayi juga bisa berkonsultasi dan meminta bantuan dari tenaga kesehatan.
Livia mengatakan bahwa ibu yang baru melahirkan dan menyusui berisiko mengalami depresi.
BACA JUGA:Sayur Oyong Ternyata Dapat Mencegah Penyakit Mata dan Menyehatkan Kulit
BACA JUGA:Terkait Kebakaran di Kantor Bupati OKU, Polres Periksa Lima Saksi
Dengan dukungan dari orang-orang terdekat, mereka bisa menikmati relaksasi untuk menurunkan risiko depresi.
"Ada banyak hal yang natural untuk mengatasi depresi, misalnya berjemur, karena matahari itu juga antidepresan banget..." kata Livia, yang juga menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif Yayasan Pulih.