
KAYUAGUNG – Para pelajar serta guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 (SMKN 3) Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) kini bisa bernafas lega.
Pasalnya, tembok beton yang menghadang atau memblokir jalan menuju sekolah tersebut, kini telah dibongkar paksa.
Pembongkaran tembok beton yang menghadang akses jalan itu, dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Kabupaten OKI dengan menggunakan alat berat, Jumat (17/02).
Baca Juga : Begundal Pasar Kayuagung Tertangkap
“Itu merupakan jalan umum, jadi siapa saja bisa lewat. Karena kalau ditutup dikeluhkan warga, makanya dibuka paksa menggunakan alat berat,” ungkap Kepala Bidang Penegakan Perda Sat Pol PP OKI, Mantiton, kemarin.
Sementara terhadap tindakan pembokaran ini, Anggota DPRD OKI, Tri Susanto sangat menyambut gembira akses jalan tersebut sudah dibuka warga.
“Dengan begini, siswa dan guru tidak lagi harus memutar jauh. Sata mengapresiasi Pemda, Polres, Satuan Pol PP dan pihak terkait lainnya bisa membuka jalan ini. Semoga tidak ada lagi pemblokiran,” ujarnya.
Sedangkan, tokoh masyarakat Kayuagung, H Tarmos mengemukakan, sejak tahun 1960 di ruas tersebut sudah ada jalan setapak, dan banyak ditanami karet oleh warga.
Baca Juga : Pasar Rakyat Kayuagung Operasional Maret 2023
“Jadi memang sudah lama menjadi jalan umum. Kemudian ada penutupan yang sangat mengganggu ketertiban umum berlalulintas. Lalu sekarang dibuka kembali,” tuturnya.
Ia menambahkan, mereka mengucapkan terima kasih kepada Pemda OKI, Polres, Satpol PP dan pihak terkait yang sudah membuka akses jalan tersebut.
Baca Juga : Satpol PP Bongkar Pemblokiran Jalan SMKN 3 Kayuagung
“Tanah itu juga sudah diganti rugi pemerintah. Saya ingat betul ukurannya, lebar utara dan ke selatan 400 meter, karena ada tanah saya disana tapi sudah diganti rugi,” imbuhnya.
Dikatakannya lagi, jalan itu merupakan akses utama masyarakat sekitar bukan saja siswa dan guru yang bersekolah di SMKN3 Kayuagung.
“Tetapi juga warga yang tinggal di Lebak Pancur serta perumahan di belakang sekolah. Ketika jalan ditutup, warga terpaksa memutar jauh untuk melakukan aktivitas sehari-hari,” tutupnya oleh pihak ahli waris yang mengklaim kepemilikan lahan SMKN 3 Kayuagung itu.
Salah satu guru di SMKN 3 Kayuagung, AN mengatakan, mereka sempat melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring karena akses ke sekolah ditutup.
“Ya kemarin, proses belajar mengajar sempat dilakukan secara daring, karena pemblokiran jalan itu. Anak-anak dan orang tua juga takut berangkat ke sekolah, takut terjadi apa-apa,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sejak ditengahi Pemkab OKI dan pihak kepolisian, kini kegiatan belajar mengajar sudah kondusif. Namun jumlah penerimaan siswa baru atau PPDB tahun ini menurun drastis.
“Walimurid dan siswa takut mendaftar ke sekolah ini, mereka berfikir nanti sekolahnya di tutup permanen. Saya berharap, persoalan klaim lahan itu mampu diselesaikan secara baik dan adil tanpa mengganggu aktivitas sekolah dan kegiatan masyarakat,” ujarnya. (ian)