Bertaruh Nyawa Menaklukkan Api

Pemadaman api oleh petugas Manggala Agni--

Area kebun sawit yang cukup luas dan tidak terkelola menyebabkan banyaknya pohon kering sehingga menjadi bahan bakar yang melimpah.

Kondisi itu diperparah dengan angin yang sangat kencang, gambut yang dalam, dan sumber air untuk pemadaman semakin berkurang.

Selain itu upaya pemadaman terbatas bisa dilakukan saat siang hari karena terlalu berisiko tinggi di malam hari.

Lahan gambut yang tidak stabil bisa mengancam nyawa petugas yaitu bisa terperosok ke dalam tanah yang membara. 

Dalam penanganannya, para petugas yang tergabung dalam berbagai regu setiap harinya mesti bersinergi satu sama lain dan tinggal bersama-sama di bawah tenda yang didirikan di pinggir kanal perkebunan sawit. 

Berhari-hari bahkan berganti bulan mereka mesti rela tidak bertemu keluarga untuk berada di lokasi karhutla dengan sarana dan prasarana hidup yang amat sederhana seperti keterbatasan makanan, mandi air rawa dan tanpa fasilitas kamar kecil/jamban. 

Oleh karena itu personel Manggala Agni merupakan orang pilihan yang tak diragukan lagi kerelaannya, ketangguhan dan kegigihannya serta tanggung jawabnya dalam bertugas di tengah horornya bencana karhutla. 

Karhutla yang cenderung berulang terjadi di Sumatera Selatan penanggulangannya juga membutuhkan komitmen tinggi dan keseriusan antarlembaga serta instansi terkait sehingga aksi mereka bukanlah cuma sekadar menghadiri apel siaga, memamerkan peralatan anyar, atau sekadar datang ke lokasi untuk memegang selang, berfoto / video dengan berpura-pura melakukan pemadaman untuk dikirim sebagai laporan ke atasan. ***

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan