Nostalgia di Balik Mainan Jadul : Coklak

Reporter: Yuli |

Editor: Dahlia |

Kamis , 06 Jun 2024 - 16:14

Di tengah gemerlapnya teknologi modern, tak ada yang bisa menggantikan kehangatan dan kebahagiaan dari mainan sederhana seperti coklak-sheratonbandung-

nostalgia di balik mainan jadul : coklak                            unik,koranpalpos.com - di era modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih dan permainan digital, ada sesuatu yang magis dan nostalgik ketika kita kembali mengenang mainan-mainan sederhana dari masa lalu.
salah satu mainan yang mungkin banyak diingat oleh generasi 80-an dan 90-an di indonesia adalah "coklak". meski sederhana, mainan ini memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya tetap dikenang hingga kini.
coklak, terkadang disebut juga "guli" atau "kelomang", adalah sejenis permainan tradisional yang menggunakan kelereng kecil.
permainan ini biasanya dimainkan di tanah lapang atau halaman rumah, di mana anak-anak menggambar lingkaran atau lubang kecil sebagai sasaran untuk kelereng mereka.
baca juga:legenda dan keunikan air terjun bedegung di sumatera selatan: kisah tangisan putri dayang rindu !
baca juga:daftar 8 pondok pesantren paling bagus di sumatera selatan : lokasi, fasilitas, dan fokus program pendidikan !
ada berbagai variasi permainan coklak, namun inti dari permainan ini adalah mengarahkan kelereng untuk mengenai sasaran atau kelereng lawan.
meskipun sulit untuk melacak asal usul pasti dari permainan coklak, kelereng telah menjadi mainan populer di berbagai budaya di seluruh dunia selama berabad-abad.
di indonesia, coklak menjadi populer pada tahun 1980-an dan 1990-an, ketika anak-anak masih sering bermain di luar rumah dan berinteraksi langsung dengan teman-teman mereka.
pada masa itu, kelereng bisa dibeli dengan harga yang sangat terjangkau di warung-warung atau pedagang keliling.
baca juga:daftar kota-kota paling berdosa di indonesia : antara tradisi dan modernisasi, juaranya bukan bandung !
baca juga:jejak sejarah dan asal usul suku semende di sumatera selatan : siapa syech nurqodim al-baharudin ? 
permainan coklak memiliki beberapa variasi, yang sering kali berbeda-beda di setiap daerah.
berikut adalah beberapa variasi yang populer:
coklak lingkaran anak-anak menggambar lingkaran di tanah dan menempatkan sejumlah kelereng di dalamnya.
setiap pemain kemudian berusaha menembak kelereng dari luar lingkaran untuk mengeluarkan kelereng di dalam lingkaran.
baca juga:legenda dan mitos air terjun napal carik : jika pengunjung berbahasa palembang, maka akan turun hujan ! 
baca juga:sejarah dan asal usul desa epil : sempat dijuluki daerah 'texas', kini berdiri masjid paling indah di sumsel 
pemain yang berhasil mengeluarkan kelereng terbanyak menjadi pemenang.
coklak lubang lubang kecil digali di tanah sebagai sasaran. pemain bergantian menembak kelereng mereka ke arah lubang.
pemain yang kelerengnya paling banyak masuk ke dalam lubang adalah pemenangnya.
coklak garis sebuah garis digambar di tanah, dan kelereng diletakkan di belakang garis tersebut.
pemain harus menembak kelereng mereka dari garis tersebut dan mencoba untuk mencapai jarak tertentu atau mengenai sasaran tertentu.
selain memberikan hiburan, bermain coklak memiliki berbagai manfaat yang mungkin tidak disadari oleh banyak orang.
mengasah keterampilan motorik menembak kelereng dengan tepat membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang baik, serta keterampilan motorik halus.
anak-anak belajar untuk mengontrol gerakan tangan mereka dengan lebih baik melalui permainan ini.
strategi dan taktik meskipun terlihat sederhana, coklak mengajarkan anak-anak tentang strategi dan perencanaan.
mereka harus memikirkan cara terbaik untuk menembak kelereng dan menghindari kelereng lawan.
interaksi sosial bermain coklak biasanya melibatkan beberapa pemain, yang memungkinkan anak-anak belajar tentang kerja sama, kompetisi sehat, dan menyelesaikan konflik.
menghargai sederhana di tengah maraknya teknologi dan gadget, permainan seperti coklak mengajarkan anak-anak untuk menghargai kesederhanaan dan kreativitas dalam bermain.
bagi banyak orang yang tumbuh besar di tahun 80-an dan 90-an, coklak bukan sekadar permainan, melainkan bagian dari kenangan indah masa kecil.
setiap permainan sering kali disertai dengan tawa, canda, dan kadang-kadang sedikit perselisihan kecil yang cepat dilupakan.
mainan ini membawa kembali ingatan akan masa-masa ketika anak-anak bisa bermain di luar rumah tanpa khawatir tentang keamanan atau gangguan teknologi.
meski kini jarang terlihat, coklak masih memiliki tempat di hati banyak orang dewasa yang tumbuh dengan mainan ini.
beberapa komunitas dan sekolah bahkan mencoba untuk menghidupkan kembali permainan tradisional ini sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler atau festival budaya.
hal ini dilakukan untuk memperkenalkan generasi muda pada permainan yang sederhana namun penuh makna ini, sekaligus menjaga warisan budaya.
coklak mengajarkan kita bahwa tidak semua kesenangan harus mahal atau rumit.
di tengah kemajuan zaman, permainan seperti coklak mengingatkan kita akan pentingnya kebersamaan, kreativitas, dan kenikmatan dari hal-hal sederhana dalam hidup.
semoga kenangan akan permainan ini tetap hidup di hati kita dan terus diwariskan kepada generasi berikutnya.*

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 7 Juli 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan