Perbedaan Kopi Semendo Vs Kopi Pagaralam : Penikmat Kopi Pasti Tahu, Soal Rasa tak Pernah Bohong !

Kopi Semendo dan Kopi Pagaralam yang merupakan permata Provinsi Sumatera Selatan memiliki ciri khas dan cita rasa tersendiri bagi penikmat kopi-Foto : Dokumen Palpos-

BACA JUGA:Daftar 7 Daerah Penghasil Nanas Terbesar di Sumatera Selatan : Ternyata Juaranya Bukan Prabumulih !

Kombinasi ini menggabungkan nuansa manis, pahit yang halus, dan sentuhan asam yang menyegarkan.

Metode pengolahan tradisional merupakan rahasia di balik kelembutan rasa kopi Semendo.

Masyarakat setempat memetik buah kopi dengan tangan dan mengolahnya dengan cara yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

BACA JUGA:Daftar 5 Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Penghasil Gadis Cantik : Jomblo Silakan Merapat !

BACA JUGA:5 Produk Makanan Terbaik yang Mendunia Asal Sumatera Selatan, Nomor 3 dari Desa Terpencil !

Kopi Pagaralam: Pahit yang Memikat Dunia

Sementara itu, kopi dari Pagaralam, Sumatera Selatan, semakin diminati pasar internasional dari Asia hingga Eropa sejak setahun terakhir.

Kopi Pagaralam menjadi buruan sejak mendapatkan pengakuan internasional pada kontes kopi dunia AVPA (Agency for the Valorization of the Agricultural Products) Gourmet Product tahun 2020 di Paris, Perancis.

Kopi Pagaralam yang berjenis Robusta ini dinilai memiliki cita rasa yang unggul berupa ‘strong bitter’.

Rasa pahit yang unik ini didapatkan Kopi Pagaralam karena lokasi penanaman di ketinggian 1.000-1.400 mdpl, yang berdampingan dengan jenis tanaman lain seperti cengkih, kayu manis, dan petai.

Tanaman kopi menyerap saripati tanaman yang ada di sekitarnya, sehingga menciptakan profil rasa yang kompleks dan kaya.

Bagi eksportir, Kopi Pagaralam sangat menjanjikan bukan hanya karena keunggulan dari cita rasanya tapi juga dari sisi volume produksinya yang relatif mencukupi.

Kota Pagaralam, yang berada di kaki Gunung Dempo, dikenal sebagai daerah penghasil kopi dengan produksi 12.782 ton per tahun dari total luas lahan 8.327 hektare berdasarkan data BPS Sumsel.

Sejarah penanaman kopi di Pagaralam dimulai pada tahun 1920, ketika bukit-bukit indah di Pagaralam sudah ditanami kopi dalam skema tanam paksa oleh penjajah Belanda yang pada masa itu berambisi mengalahkan para pedagang Arab dalam bisnis kopi internasional.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan