Pj. Gubernur Sumsel Ajak Lestarikan Tanaman Gaharu Sebagai Ikon Baru Sumsel
Pj. Gubernur Sumsel menanam pohon gaharu di Desa Langkan Kecamatan Banyuasi III Kabupaten Banyuasin-Zaironi-
"Pemprov Sumsel dan masyarakat akan menjadikan Pohon Gaharu dilestarikan dan dijadikan ikon di Sumsel, maka mari kita serius dan mempersiapkan ini, belajar merawat dan membesarkannya serta sosialisasikan ini," tandasnya.
BACA JUGA:Pemkab Muba Dukung Penuh Wilayah Timur Jadi Daerah Otonomi Baru
BACA JUGA:77 PPPK Formasi 2023 dan 6 PNS STTD Formasi 2022 Kota Lubukljnggau Resmi Dilantik
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris PT Gotama Arifsyah Estate, Hasanuddin Galingging mengatakan pihaknya bersemangat akan melestarikan Pohon Gaharu di Desa Langkan terlebih ada ketertarikan dari pihak Agarwood Word Gallery Singapore.
Dia juga berharap pemerintah mendukung pelestarian Pohon Gaharu sehingga kedepannya lebih dikenal masyarakat.
"Pohon Gaharu ini bernilai ekonomi tinggi dan ini membuat kami semangat untuk mengembangkannya bersama masyarakat terutama masyarakat penggiat perkebunan, dari pihak luar negeri pun ada yang ingin ikut melestarikannya," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, pihak Agarwood Word Gallery Singapore Jeffry Teoh mengatakan pihaknya menilai Pohon Gaharu ini adalah pohon yang istimewa sebab memiliki nilai tinggi di bidang bisnis.
"Salam sejarahnya pohon gaharu memiliki banyak manfaat karena itu kami ingin menjaga dan melestarikan pohon gaharu sehingga menjadi icon dan menjadi komoditi yang besar di Sumsel," katanya.
Melalui kesempatan ini, Pj Gubernur Agus Fatoni didampingi Komisaris PT Gotama Arifsyah Estate Hasanuddin, Agarwood Word Gallery Singapore Jeffry Teoh dan Pj Bupati Banyuasin Hani Syopiar Rustam menandatangani prasasti dilanjutkan dengan penanaman bibit pohon gaharu.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Asisten I Provinsi Sumsel Edward Candra, M.H. Kasat Pol PP Pemprov Sumsel Aris Saputra, Kepala Dinas Kominfo Rika Efianti, Karo Humas Protokol Setda Sumsel Tony Kurniawan, Camat Banyuasin 3 Santo, Kepala Desa Langkan Kholid Dhaulay dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.***