Menjelang Lebaran, Ibu-Ibu di Lubuklinggau Dibayangi LPG Subsidi Namun Harga Tak Subsidi
Harga LPG 3 kg di khwatirkan melambung menjelang dan pasca lebaran nanti. -Foto : Maryati-
Sebab lanjut Firman, kalau sampai stok LPG kosong, yang kebagian pusing bukan hanya ibu-ibu tetapi bapak-bapak juga ikut pusing tujuh keliling karena disuruh mutar-mutar cari LPG. "Ibunya tahunya LPG ada, kita yang suruh keliling cariin, kalau tidak dicariin malah kitanya gak dimasakin apa-apa," ceritanya sambil tertawa kecil.
Terpisah, Martini (46), warga Permai 16 Kelurahan Batu Urip, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Kota Lubuklinggau justru mendapatkan LPG jauh diatas rata-rata harga eceran pada umumnya. Karena harga eceran diseputar tempat tinggalnya mencapai Rp 28 ribu pertabung.
BACA JUGA:9 Kendaraan Balap Liar Diamankan Satlantas Polres Muba
BACA JUGA:Pemkab Muara Enim Subsidi Sayur-sayuran
"Diwarung harga RP 28 ribu, mau bagaimana lagi di pangkalan kosong mau tak mau terpaksa beli juga," katanya.
Menjelang lebaran dikhwatirkan harga LPG 3kg di kawasan tersebut jauh lebih tinggi. Untuk itu dia berharap agar pemerintah melakukan langkah antisipasi tidak hanya untuk menjelang lebaran tapi pasca lebaran juga.
"Kita tidak tahu pangkalannya yang bermain atau pedagang eceran yang berspekulasi, tetapi kita sebagai warga mengharapkan ada solusi dan kepedulian dari pemerintah," pungkasnya.
Diketahui tarif harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kg yang ditetapkan pemerintah Rp berkisar Rp15 ribu, namun harga jual di pangkalan sudah melebihi harga HET.
BACA JUGA:Kejari OKU Resmikan 10 Rumah Restorative Justice
BACA JUGA:Bukber Makan Sepuasnya Hanya Rp100 Ribu di Siang Malam
Sehingga harga eceran di pasaran semakin tinggi. Terlebih terindikasi ada kerjasama antara pangkalan dan warung sehingga harga jual LPG semakin tinggi. (yat)