Berpadu di Dapur Kapal Operasi SAR Sumatera
Suasana dapur umum KN GANESHA (SAR-105) untuk operasi SAR tanggap darurat bencana Sumatera Barat Sumatera Utara dan Aceh-Foto : ANTARA-
Candaan kecil muncul di sela pekerjaan, terutama ketika ada yang tak terbiasa mengiris bawang hingga matanya berair.
Tawa ringan yang muncul membuat ruang dapur menjadi titik relaksasi bagi siapa pun yang singgah sebentar untuk mengambil minum atau menunggu makanan matang.
Aroma tumisan kembali menyebar dari lorong sempit menuju geladak bawah. Di samping pintu, sayur-mayur segar dari irisan labu hingga daun dan buah melinjo tersusun dalam baskom plastik warna-warni.
Semua itu siap diolah menjadi santapan yang menghangatkan tubuh tim yang kelak akan berjibaku di medan bencana.
Makanan pun selesai dimasak. Sang asisten dapur yang cantik sendiri mengumumkannya dengan dengan ramah.
Ia berpantun dengan narasi yang menggelitik untuk mengundang para penumpang menuju ke ruang makan.
"Makan sudah siap. Biar tubuh kita lelah tetapi dompet kita jangan ya... oh iya, jangan lupa bawa tumblernya ya," kata Azti, yang selalu diucapkannya sebelum mengakhiri pengumuman melalui pengeras suara.
Para penumpang bahkan sampai kapten kapal di anjungan utama dan kru mesin di ruang paling bawah hafal dengan sepenggal kalimat itu selalu disampaikan secara berulang setiap jam makan.
Jalur sempit menuju ruang makan selalu dipenuhi antrean rapi.
Piring dan mangkuk bergerak cepat dari bilik dapur ke meja panjang, berisi nasi hangat, ikan goreng, sambal, atau sup yang dibuat untuk menghadapi angin laut yang menusuk.
Meskipun menu yang disajikan sederhana, setiap porsinya selalu habis tanpa tersisa.
Bukan karena jumlahnya kurang, melainkan karena seluruh personel paham bahwa makanan yang mereka santap diolah dengan tenaga dan kebersamaan yang sama besarnya dengan upaya mereka di lapangan.
Tidak ada sekat antara rescuer, tenaga medis, relawan, mekanik kapal, maupun pewarta yang ikut dalam pelayaran.
Mereka saling membantu, termasuk dalam bersih-bersih sampai mencuci piring dan cangkir kotor.
Di luar waktu makan, dapur umum pun menjadi ruang singgah yang memberikan ketenangan.