Pertamina EP Adera Field dan PHR Zona 4 Kembangkan Program PERMATA, Angkat Ekonomi Warga Desa Pengabuan PALI
Program PERMATA berhasil mengangkat kesejahteraan masyarakat Desa Pengabuan melalui inovasi pertanian, pengelolaan limbah, dan pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas.-foto:dokumen palpos-
Selain memberikan manfaat ekonomi, program PERMATA juga berkontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan. Pemanfaatan limbah jerami menjadi briket serta penggunaan PLTS terbukti mampu mengurangi emisi karbon hingga 12,15 ton CO₂e per tahun.
Langkah ini sejalan dengan agenda dekarbonisasi nasional yang didorong pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Dari sisi ekonomi, total investasi program selama periode 2022–2024 mencapai Rp 796.215.500, sementara nilai manfaat yang dihasilkan mencapai Rp 1.382.523.956.
Analisis finansial menunjukkan hasil Social Return on Investment (SRoI) sebesar 1,69 dengan Payback Period selama 24,8 bulan.
Artinya, setiap satu rupiah yang diinvestasikan menghasilkan manfaat sosial setara Rp 1,69 bagi masyarakat.
Masih kata Iwan, Program PERMATA melibatkan tujuh pemangku kepentingan utama secara aktif, antara lain pemerintah Desa Pengabuan, PT Pertamina EP Adera Field, Dinas Pertanian Kabupaten PALI, Dinas Koperasi dan UKM, LSM Carios, KWT Selaras Alam, dan Kelompok Tani Barokah.
Kolaborasi ini berjalan harmonis dan didukung sistem Monitoring & Evaluation (Monev) berbasis Dashboard Digital yang memastikan transparansi pelaporan secara triwulanan dan tahunan, terintegrasi dengan dokumen PROPER Pertamina.
Sementara itu, Field Manager Adera Field, Adam S. Nasution, mengapresiasi kerja keras masyarakat Desa Pengabuan dan seluruh pihak yang terlibat.
Menurutnya, keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari jumlah penghargaan atau peningkatan ekonomi, tetapi dari perubahan pola pikir masyarakat yang kini lebih mandiri dan visioner.
“Program PERMATA berjalan sangat baik. Ke depan, kami ingin memperkuat koordinasi dengan stakeholder dan memperluas jaringan pemasaran agar produk unggulan Desa Pengabuan dapat menembus pasar regional dan nasional,” kata Adam.
Adam menambahkan, pendampingan akan terus dilakukan dari hulu ke hilir mulai dari pengolahan lahan, penyuburan tanah, hingga proses pemasaran produk dengan melibatkan akademisi dari Politeknik Universitas Sriwijaya dan perangkat desa setempat.
Hingga saat ini, Program PERMATA telah meraih tujuh penghargaan nasional, mencerminkan keberhasilan model pemberdayaan yang tidak hanya menumbuhkan ekonomi desa, tetapi juga memperkuat ketahanan sosial dan lingkungan.
Namun, bagi masyarakat Desa Pengabuan, penghargaan tertinggi adalah mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi dan menatap masa depan dengan optimisme baru.
Dengan sinergi kuat antara BUMN, pemerintah daerah, akademisi, dan masyarakat, program ini menjadi contoh nyata bagaimana energi keberlanjutan dapat menjelma menjadi energi kehidupan dari Desa Pengabuan menuju Indonesia tangguh dan mandiri.