Kemkomdigi Dorong Internet Murah, Perempuan Papua Bangkit di Era Digital dan Smart City

Konsep smart city telah berkembang menjadi suatu keniscayaan dalam menjawab tantangan kehidupan perkotaan modern-Foto : ANTARA-

Dalam dua tahun terakhir, perempuan OAP telah menjadi kekuatan utama di balik tren baru konten digital di berbagai kanal media sosial.

Para kreator perempuan orang asli Papua membawa warna baru, narasi yang lebih inklusif, dan pendekatan yang autentik dalam menyampaikan pesan melalui platform media sosial.

Dari hutan, hingga layar digital, perempuan Papua, kini turut bersuara dan berkarya melalui konten kreatif yang mencerminkan gender, budaya, identitas, dan semangat perubahan.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial, semakin banyak perempuan Papua yang mengambil peran menjadi kreator konten.

Salah satu yang mulai menarik perhatian adalah keterlibatan perempuan muda asli Papua yang berasal dari 19 kampung di Kabupaten Supiori, Provinsi Papua.

Mereka,dengan semangat dan kreativitasnya, membagikan cerita mengenai sosial budaya dan kehidupan keseharian ke dunia digital.

Dulu, akses terhadap teknologi dan media digital di Papua tergolong terbatas, apalagi bagi perempuan asli Papua.

Kini, dengan semakin terbukanya akses internet dan edukasi digital, perempuan Papua mulai tampil sebagai suara baru yang membawa narasi berbeda dari wilayah timur Indonesia yang autentik, berani, dan membumi.

Konten yang mereka ciptakan pun beragam, mulai dari tutorial membuat kerajinan tangan khas Papua, keindahan wisata alam, tarian tradisional, vlog keseharian di kampung, hingga edukasi lingkungan tentang keberagaman budaya lokal.

Dalam setiap unggahan, mereka tidak hanya menghibur, tapi juga mengangkat potensi daerah, identitas diri dan kebanggaan sebagai perempuan asli orang Papua.

Kehadiran perempuan di platform digital membawa angin segar.

Mereka menjadi representasi bahwa perempuan Papua bukan hanya objek narasi, tapi juga subjek yang aktif membentuk jati dirinya.

Lebih dari itu, perempuan Papua membuka jalan bagi generasi muda lainnya untuk percaya diri bersuara dan berkarya.

Keinginan kuat menjadi kreator konten telah dimiliki oleh perempuan asli orang Papua, seperti Anita Pombos (19), asal Kampung Syurdori, Distrik Supiori Timur.

Awal belajar konten digital terasa sulit bagi Anita karena pengetahuan mengenai operasi sistem konten digital tidak pernah didapat di kampung wisata Syurdori, Distrik Supiori Timur.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan