Seruan Kluivert Out dan Rindu Shin Tae-yong Bergema : Ketika Harapan Tinggi Berujung Kekecewaan !

Reporter: Echi |

Editor: Zen Kito |

Minggu , 12 Oct 2025 - 11:08

Pelatih Timnas senior Indonesia Patrick Kluivert (tengah) menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Korea Selatan U-23 dalam kualifikasi Grup J Piala Asia U-23 2026-Foto : dokumen palpos-

Namun, perjalanan singkatnya di kursi pelatih justru berbanding terbalik dengan ekspektasi tersebut.

Dalam enam laga kualifikasi yang dijalaninya, Indonesia hanya mampu meraih satu kemenangan dan tiga kali kalah, termasuk kekalahan telak 0-6 dari Jepang dan 1-5 dari Australia.

Bagi banyak penggemar, catatan itu sulit diterima, apalagi jika dibandingkan dengan era Shin Tae-yong.

Pelatih asal Korea itu sempat membawa Indonesia menahan imbang Arab Saudi 1-1 di Riyadh dan menang 2-0 di Jakarta—hasil yang kini terasa jauh dari jangkauan.

Kerinduan publik terhadap Shin Tae-yong bukan tanpa alasan.

Selama empat tahun memimpin timnas, ia berhasil mengangkat peringkat FIFA Indonesia dari posisi 173 ke 127 dunia.

Shin dikenal tegas, disiplin, dan memiliki filosofi kerja keras yang menular ke seluruh pemain.

Ia juga memberi ruang besar bagi pemain muda dan diaspora seperti Elkan Baggott, Marselino Ferdinan, dan Rafael Struick untuk berkembang bersama pemain lokal.

Di bawah arahannya, Indonesia mampu menembus putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026, sesuatu yang belum pernah dicapai sebelumnya.

Meski langkahnya di Piala Asia 2023 terhenti di fase grup, gaya permainan timnas di bawah Shin mendapat apresiasi luas karena tampil berani dan tak mudah menyerah.

Keputusan PSSI untuk tidak memperpanjang kontraknya pada Januari 2025 sempat menimbulkan tanda tanya besar.

Banyak pihak menilai pemecatan Shin terlalu tergesa-gesa, mengingat ia tengah membangun fondasi jangka panjang untuk tim nasional.

seruan kluivert out dan rindu shin tae-yong bergema : ketika harapan tinggi berujung kekecewaan !                            koranpalpos.com - kegagalan tim nasional indonesia menembus piala dunia 2026 kembali menyisakan luka mendalam di hati pecinta sepak bola tanah air.
kekalahan tipis 0-1 dari irak pada laga pamungkas grup b putaran keempat kualifikasi zona asia, minggu (12/10) dini hari wib, menjadi pemicu gelombang kekecewaan publik yang meluas di media sosial.
tagar #kluivertout pun menduduki puncak trending di platform x (twitter), disertai ribuan unggahan yang menyinggung nama shin tae-yong, pelatih asal korea selatan yang sebelumnya dianggap sebagai arsitek kebangkitan sepak bola indonesia modern.
baca juga:akhir haru perjalanan timnas indonesia menuju piala dunia 2026
baca juga:kontroversi wasit asal china ma ning: 3 keputusan rugikan timnas indonesia
berdasarkan pantauan hingga minggu pagi, tagar #kluivertout telah digunakan lebih dari 33 ribu kali, disusul berbagai topik yang bernada kritis terhadap pelatih patrick kluivert.
di antara seruan itu, muncul pula ungkapan rindu terhadap shin tae-yong—sosok yang dinilai mampu menanamkan karakter, disiplin, dan optimisme ke dalam skuad garuda.
tak hanya di jagat maya, nama shin bahkan menggema di stadion king abdullah sports city, jeddah, tempat laga kontra irak berlangsung.
baca juga:hasil kualifikasi piala dunia 2026: indonesia tersingkir usai kalah dari irak 0 : 1
baca juga:prediksi indonesia vs irak: saatnya garuda hantam singa mesopotamia !
seruan “shin tae-yong!” terdengar dari sejumlah suporter indonesia yang datang langsung ke stadion.
sejak resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala pada 12 januari 2025, patrick kluivert datang membawa nama besar dan ekspektasi tinggi.
mantan bintang barcelona itu disebut-sebut sebagai pelatih dengan “visi eropa” yang diharapkan bisa membawa indonesia tampil di panggung dunia.
baca juga:jelang indonesia vs irak, patrick kluivert simpan strategi rahasia
baca juga:hasil indonesia u23 vs india u23: garuda muda kalah 1-2
namun, perjalanan singkatnya di kursi pelatih justru berbanding terbalik dengan ekspektasi tersebut.
dalam enam laga kualifikasi yang dijalaninya, indonesia hanya mampu meraih satu kemenangan dan tiga kali kalah, termasuk kekalahan telak 0-6 dari jepang dan 1-5 dari australia.
bagi banyak penggemar, catatan itu sulit diterima, apalagi jika dibandingkan dengan era shin tae-yong.
baca juga:kevin diks janji berikan segalanya lawan irak
baca juga:skenario lolos timnas indonesia ke piala dunia 2026 jika gagal di round 4
pelatih asal korea itu sempat membawa indonesia menahan imbang arab saudi 1-1 di riyadh dan menang 2-0 di jakarta—hasil yang kini terasa jauh dari jangkauan.
kerinduan publik terhadap shin tae-yong bukan tanpa alasan.
selama empat tahun memimpin timnas, ia berhasil mengangkat peringkat fifa indonesia dari posisi 173 ke 127 dunia.
shin dikenal tegas, disiplin, dan memiliki filosofi kerja keras yang menular ke seluruh pemain.
ia juga memberi ruang besar bagi pemain muda dan diaspora seperti elkan baggott, marselino ferdinan, dan rafael struick untuk berkembang bersama pemain lokal.
di bawah arahannya, indonesia mampu menembus putaran ketiga kualifikasi piala dunia 2026, sesuatu yang belum pernah dicapai sebelumnya.
meski langkahnya di piala asia 2023 terhenti di fase grup, gaya permainan timnas di bawah shin mendapat apresiasi luas karena tampil berani dan tak mudah menyerah.
keputusan pssi untuk tidak memperpanjang kontraknya pada januari 2025 sempat menimbulkan tanda tanya besar.
banyak pihak menilai pemecatan shin terlalu tergesa-gesa, mengingat ia tengah membangun fondasi jangka panjang untuk tim nasional.
ketua umum pssi erick thohir sempat menjelaskan bahwa keputusan mencari pelatih baru dilakukan demi mengejar target lebih tinggi: lolos ke piala dunia 2026.
ia mengaku telah mengundang tiga kandidat untuk wawancara, salah satunya dilakukan pada hari natal, 25 desember 2024, sebagai uji komitmen.
hanya satu pelatih yang datang—dan sosok itu diyakini publik adalah patrick kluivert.
namun, sejak awal banyak kalangan menilai penggantian pelatih di tengah fase kualifikasi sebagai langkah berisiko.
pergantian sistem, adaptasi pemain, hingga komunikasi yang belum solid membuat transisi berjalan tidak mulus.
sejumlah keputusan taktis kluivert juga menjadi sorotan.
mulai dari formasi empat bek melawan arab saudi hingga keputusannya mempertahankan marc klok selama 90 menit, meski lini tengah tampak kedodoran.
kluivert datang dengan janji permainan menyerang dan intensitas tinggi.
namun dalam praktiknya, skuad garuda sering tampak kehilangan arah, terutama dalam transisi dari bertahan ke menyerang.
kritik tajam datang dari pengamat sepak bola dan eks pemain nasional yang menilai gaya bermain indonesia di bawah kluivert kehilangan identitasnya.
“dulu, di bawah shin, kita tahu apa yang dimainkan: pressing ketat, organisasi rapi, dan semangat juang tinggi. sekarang, semuanya tampak kabur,” ujar salah satu mantan pemain timnas yang enggan disebutkan namanya.
beberapa penggemar bahkan menyindir keputusan naturalisasi sejumlah pemain baru seperti ole romeny dan emil audero, yang dianggap belum terintegrasi dengan baik dalam sistem permainan tim.
tak dapat dimungkiri, ekspektasi terhadap kluivert memang terlalu tinggi.
dengan label mantan pemain top eropa dan dukungan penuh dari pssi, publik berharap hasil instan. namun, realita di lapangan berbicara lain.
kekalahan demi kekalahan membuat kepercayaan publik menurun.
hingga akhirnya, seruan #kluivertout dianggap sebagai puncak kekecewaan atas hasil yang tak sepadan dengan harapan.
selebritas dan penggemar sepak bola, ibnu jamil, bahkan ikut berkomentar di akun pribadinya.
“memang tidak ada jaminan yang lama bisa membawa kita ke piala dunia, tapi setidaknya kerelaan hati kita akan jauh lebih besar daripada sekarang,” tulisnya.
kini, bola panas berada di tangan pssi. dua pilihan terbentang di depan: memecat kluivert atau mempertahankannya dengan catatan perbaikan signifikan.
jika opsi pertama yang diambil, maka sosok pengganti harus memiliki rekam jejak yang tak kalah dari shin tae-yong—yakni pelatih dengan pengalaman internasional dan kemampuan membangun tim jangka panjang.
namun bila kluivert dipertahankan, maka pssi perlu menetapkan target yang realistis, seperti menembus perempat final piala asia 2027 atau memperkuat regenerasi pemain muda agar fondasi timnas kembali kokoh.
apapun keputusannya, satu hal pasti: publik menuntut transparansi, arah yang jelas, dan bukti nyata bahwa tim nasional indonesia masih berada di jalur pembangunan yang benar.
seruan #kluivertout dan kerinduan terhadap shin tae-yong sesungguhnya mencerminkan hal yang sama: cinta dan kepedulian publik terhadap sepak bola indonesia.
kegagalan menuju piala dunia 2026 memang menyakitkan, tetapi justru dari kegagalan itu, evaluasi besar harus dilakukan—bukan hanya terhadap pelatih, melainkan juga sistem pembinaan dan manajemen sepak bola nasional secara keseluruhan.
karena pada akhirnya, seperti halnya semangat garuda, cinta suporter indonesia tak pernah benar-benar padam.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 7 Desember 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan