1.492 Jiwa dan 343 Rumah di OKU Terdampak Banjir

Warga Baturaja berjalan di genangan banjir, Minggu (05/10) pagi-foto:dokumen palpos-

BACA JUGA: Satlantas Polres OKu Beri Bantuan Sembako Ke Korban Banjir

Ia menjelaskan, di beberapa titik seperti Pasar Baru dan Kemelak Bindung Langit, kondisi drainase yang tersumbat memperburuk situasi.

Luapan air melanda rumah-rumah warga hingga ke dalam ruangan. Meski tidak ada laporan korban jiwa, sebagian masyarakat terpaksa mengungsi sementara ke rumah tetangga atau kerabat yang lebih tinggi lokasinya.

Tak hanya rumah warga, banjir juga merendam sejumlah fasilitas pendidikan dan kantor pemerintahan.

BPBD mencatat sedikitnya tiga ruang kelas di STIKES Al-Maarif, satu ruang di TK Al Azhar Bililmi Baturaja, serta Kantor KUA Baturaja Timur ikut tergenang air setinggi 30–50 sentimeter.

Aktivitas belajar mengajar di sekolah-sekolah tersebut sementara dihentikan sambil menunggu air benar-benar surut.

“Kami sudah menurunkan tim untuk membantu proses pembersihan di sekolah dan kantor layanan publik agar bisa segera berfungsi kembali,” jelas Januar.

Sementara itu, petugas gabungan dari BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran, serta relawan masyarakat terus melakukan penyedotan air menggunakan pompa portable di sejumlah titik yang masih tergenang, terutama di sekitar kawasan perkotaan.

Walau sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing, BPBD OKU tetap menyiagakan perahu karet dan tim penyelamat di beberapa lokasi rawan, terutama di sepanjang aliran Sungai Ogan yang berpotensi kembali meluap jika hujan turun lagi.

“Sejauh ini belum ada warga yang dievakuasi karena kondisi sudah mulai surut. Namun kami tetap siaga penuh. Perahu karet, alat komunikasi, dan pompa air semuanya sudah kami siapkan di titik-titik strategis,” tegas Januar Efendi.

Selain itu, tim dari Dinas Kesehatan juga disiagakan untuk memantau kondisi kesehatan masyarakat pasca-banjir, mengantisipasi kemungkinan munculnya penyakit seperti ISPA, diare, dan penyakit kulit yang biasa terjadi setelah genangan surut.

“Pascabencana seperti ini, fokus kami bukan hanya penanganan fisik, tetapi juga kesehatan warga. Kami telah menyiapkan posko kesehatan keliling di Tanjung Kemala dan Air Paoh,” tambahnya.

Menurut analisis sementara BPBD dan Dinas PUPR, banjir di OKU kali ini tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi, tetapi juga oleh buruknya sistem drainase serta berkurangnya area resapan air akibat alih fungsi lahan menjadi permukiman.

Kawasan padat di sekitar Baturaja Timur dan Sukaraya diketahui mengalami peningkatan pembangunan rumah dan ruko tanpa disertai sistem drainase yang memadai. Akibatnya, setiap kali terjadi hujan deras, air hujan melimpas ke jalan dan permukiman warga.

“Faktor nonalam seperti penutupan lahan hijau juga sangat berpengaruh. Kami mengimbau agar masyarakat tidak menimbun saluran air atau membuang sampah sembarangan,” kata Januar menambahkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan