Miris, Banyak Jalan di Muba Rusak dan Terancam Terisolir
Salah seorang pelajar mengajukan pertanyaan kepada anggota DPRD Sumsel yang melakukan reses di Sekayu-Foto : Popa Delta-
Reses Tahap I Tahun 2024 Dapil IX DPRD Sumsel
SAMPAI saat ini masih banyak desa di kabupaten Muba yang belum tersenuh pembangunan. Bahkan ada pemukiman yang jalannya masih rusak parah, sehingga membuat mereka bagai terisolir karena untuk bisa keluar dari desa pun butuh waktu lama.
Hal ini diungkapkan warga di sejumlah desa yang dikunjungi anggota Dapil IX DPRD Sumsel saat reses tahap I tahun 2024 pada 29 Januari hingga 5 Februari 2024 yang diikuti Ahmad Toha, SPdI, MSi sebagai koordinator dengan anggota Drs Tamrin, MSi, Ferdian Irawan, dan Nyimas Sarah.
Saat reses, rombongan Dapil IX mengunjungi warga di tiga kecamatan yakni Kecamatan Sungai Lilin, Kecamatan Sekayu, dan Kecamatan Lais.
Di Kecamatan Sungai Lilin, anggota Dapil IX melakukan dialog terbuka dengan warga di Desa Mulyo Rejo dan Desa Linggo Sari, serta ke SMK Negeri 1 Sungai Lilin. Sedangkan di Kecamatan Sekayu, rombongan wakil rakyat ini melakukan dialog di SMA Negeri 4, SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 Unggulan Sekayu, dan SMKN 3 Sekayu. Selain itu anggota Dapil IX juga mengunjungi SMK Negeri 1 Lawang Wetan dan ke Kecamatan Lais berdialog dengan warga di Purwosari dan Desa Teluk Kijing.
Ada banyak aspirasi yang diserap dapil IX diantaranya masalah infrastruktur jalan, lampu penerangan jalan, masalah pendidikan, serta kesehatan. Pada beberapa pertemuan, warga mengeluhkan jalan akses desa ke jalan penghubung menuju jalan nasional.
Menurut warga, karena kondisi jalan yang sulit dilalui karena rusak membuat mereka butuh waktu lama untuk bisa keluar dari desa. Padahal kadang jarak yang ditempuh tak terlalu jauh.
Masalah penerangan jalan turut dikeluhkan masyarakat. Menurut warga, masih banyak desa dan tempat-tempat yang belum menikmati layanan listrik. Karena itu, saat anggota Dapil IX datang berkunjung, mereka pun langsung minta agar jalan-jalan diberi penerangan.
Di bidang pendidikan aspirasi yang disampaikan soal kepastian status guru honorer K2 yang belum diangkat menjadi PPPK, minta penambahan ruang belajar, laboratorium SMK, serta pembangunan pagar sekolah. Selain itu, masalah stunting turut menjadi perhatian anggota Dapil IX.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan warga, Kordinator Dapil IX DPRD Sumsel, Ahmad Toha, mengatakan, untuk infrastruktur jalan akses penghubung desa ke jalan nasional akan diperjuangkan agar secepatnnya diperbaiki. “Sehingga hubungan desa ke akses penghubung jalan nasional bisa lancar,” kata Ahmad Toha.
Sedangkan untuk permasalahan penerangan jalan, sedang diupayakan proses pembangunan dan perluasan wilayah, termasuk membangun sistem distribusi energi listrik di semua desa yang belum teraliri listrik, melalui PT Musi Banyuasin Electric Power. Kedepannya akan dilakukan migrasi dari PT Musi Banyuasin Electric Power ke PLN.
Mengenai usulan guru honorer K2 diangkat menjadi PPPK, Ahmad Toha mengatakan, anggota Dapil IX mengupayakan agar passing grade pada saat tes untuk menjadi tenaga PPPK bisa diturunkan, sehingga honorer K2 yang masih ada bisa diangkat menjadi PPPK.
Sedangkan untuk antisipasi peningkatan angka stunting, anggota Dapil IX minta agar ada koordinasi antara Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Musi Banyuasin.
“Semua aspirasi yang disampaikan warga akan disampaikan ke Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada rapat paripurna DPRD Sumsel bersama Gubernur Sumsel membahas hasil reses tahap I ini,” kata Ahmad Toha.(del/adv)