Obat Cacing Bukan untuk Dikonsumsi Rutin, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai

Dokter sebut konsumsi obat cacing perlu disertai indikasi gejala-Foto : ANTARA-
BACA JUGA:Kembali dengan Gaya Retro Suzuki Let’s 2026 Tawarkan Fitur Modern dan Ringan
Selanjutnya apabila pengobatan dilakukan menggunakan Mebendazol, pemberian obat ini hanya bisa dilakukan untuk anak usia 2 tahun ke atas dan dewasa dengan dosis 500 miligram dalam dosis tunggal.
Terakhir untuk obat cacing bagi anak berusia di bawah satu tahun, maka pemberian obat yang tersedia adalah Pirantel Pamoat yang disarankan dengan dosis 10-11 miligram/kilogram berat badan anak.
Dengan dosis maksimum yang boleh diberikan 1 gram.
Agar lebih efektif, obat cacing bisa diminum pada saat kondisi perut kosong atau belum mencerna makanan apapun.
Selain orang dengan gejala, dokter Riyadi mengatakan pemberian obat cacing juga dapat dilakukan terutama untuk anak-anak yang berada di daerah dengan prevalensi kecacingan di atas 20 persen.
"Kalau daerah dengan prevalensi atau angka kejadian kecacingan di atas 20 persen, minimal anak di usia sekolah dan prasekolah di atas 1 tahun harus mengonsumsi antara satu hingga dua kali Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) kecacingan,"katanya.
Secara global kasus kecacingan merupakan kondisi yang awam ditemukan. Data WHO pada 2023 menyebutkan kecacingan dialami oleh sebanyak 1,5 miliar orang.
Dari jumlah tersebut, kasus kecacingan yang paling sering menginfeksi orang-orang terjadi akibat kelompok cacing yang siklus hidupnya melalui tanah dan cara penularannya melalui tanah.
Terbaru kasus kecacingan di Indonesia yang mengegerkan terjadi di Sukabumi saat seorang anak berusia 4 tahun berinisial RY meninggal dunia pada 22 Juli 2025.
Selama perawatan, tim medis menemukan cacing hidup hingga seberat satu kilogram dari tubuhnya, bahkan menyebar ke otak. (ant)