Teknologi Blade Battery dan Harga Kompetitif: Antar BYD Jadi Raja EV di Indonesia 2025 !

BYD kuasai 54 persen pangsa pasar mobil listrik di Indonesia 2025-Foto : Dokumen Palpos-
Over-the-Air (OTA) Updates – Pembaruan perangkat lunak jarak jauh untuk meningkatkan fungsi kendaraan tanpa perlu ke bengkel.
Salah satu kekuatan BYD adalah kemampuannya menjaga harga kompetitif berkat strategi vertical integration—mengendalikan seluruh rantai pasok, mulai dari produksi baterai, motor listrik, hingga komponen elektronik utama.
Contohnya, BYD Atto 1 yang baru diluncurkan di Indonesia dibanderol dengan harga lebih terjangkau dibanding kompetitor di kelas yang sama, namun tetap membawa fitur premium dan jarak tempuh yang impresif.
BYD tidak hanya mengandalkan penjualan di kota besar. Tahun ini, mereka gencar memperluas jaringan penjualan ke daerah-daerah di luar Jabodetabek.
Hingga Agustus 2025, BYD telah memiliki 53 jaringan diler resmi di berbagai kota, dengan target mencapai 100 diler hingga akhir tahun.
Selain itu, BYD berinvestasi pada pembangunan DC fast charger di diler-diler resmi mereka.
Langkah ini bertujuan menghilangkan kekhawatiran konsumen terkait ketersediaan infrastruktur pengisian daya, salah satu hambatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Dominasi BYD menjadi salah satu pendorong signifikan percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dipublikasikan oleh Kementerian Perindustrian, sepanjang Januari–Juni 2025, 36.611 unit BEV terjual di Indonesia.
Bandingkan dengan tahun 2021, saat pangsa pasar BEV hanya 0,08 persen, lonjakan menjadi 9,77 persen di 2025 adalah pertumbuhan yang luar biasa.
Bahkan, pada 2024, penjualan BEV secara nasional mencapai 44.557 unit, naik 161 persen dibanding 2023.
Langkah agresif BYD selaras dengan visi pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
Dengan harga kompetitif, teknologi efisien, dan ekosistem yang mendukung, BYD dinilai menjadi katalis penting dalam transisi menuju transportasi rendah emisi di Indonesia.
“Kami ingin membangun ekosistem EV yang kuat di Indonesia. Tidak hanya menjual mobil, tetapi juga memastikan pelanggan memiliki kemudahan akses terhadap layanan purna jual dan infrastruktur pendukung,” kata Luther.
Meski pasar EV tumbuh pesat, tantangan tetap ada.