Gelar Sosialisasi dan Bimtek, Eti Agustina: Medsos dan Pinjol Pemicu Utama KDRT di Prabumulih

Kepala Dinas PPKBPPPA kota Prabumulih saat memberikan edukasi tentang Kekerasan terhadap perempuan dan anak.-foto:dokumen palpos-
“Kita tidak bisa anggap remeh. TPPO ini bisa terjadi dalam bentuk perekrutan kerja yang tidak resmi, pengiriman tenaga kerja ilegal, bahkan bisa terjadi secara online. Oleh karena itu, edukasi dan sinergi lintas sektor sangat diperlukan,” tegasnya.
DP2KBPPPA menggandeng berbagai pihak, termasuk Dinas Tenaga Kerja, Kepolisian, dan instansi pendidikan untuk memperkuat pengawasan dan pelaporan terhadap dugaan TPPO di Kota Prabumulih.
Edukasi dini kepada pelajar dan kaum perempuan menjadi prioritas agar mereka mampu mengenali modus-modus yang digunakan oleh pelaku perdagangan orang.
Menariknya, Eti Agustina mengungkapkan bahwa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Prabumulih mengalami tren penurunan.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan dan edukasi yang dilakukan pemerintah daerah mulai menunjukkan hasil positif.
“Kalau dibandingkan dengan tahun 2024, sampai pertengahan tahun ini kita melihat ada penurunan kasus.
Kita harapkan sampai akhir tahun nanti tidak ada lonjakan kasus yang signifikan,” harapnya.
DP2KBPPPA sendiri menargetkan penurunan angka kekerasan hingga di bawah angka minimal nasional.
Untuk itu, pemantauan rutin, pelaporan cepat, dan penanganan terpadu menjadi prioritas dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.*