Navigasi Bijak Teknologi Jadi Kunci Keharmonisan Keluarga di Era Digital

Roslina Verauli MPsi, Psikolog-Foto : ANTARA-

Ia menegaskan anggota keluarga perlu menggunakan waktu sebaik mungkin untuk membangun hubungan yang sehat tanpa gangguan perangkat digital seperti gadget pada saat sedang bersama.

Orang tua juga butuh memantau penggunaan teknologi digital agar tercipta keseimbangan antara kegiatan online vs offline.

Baik Vera dan Teresa mengatakan, perangkat digital dapat digunakan orang tua untuk sarana membantu anak belajar bersama.

Ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan konten-konten edukatif yang bisa dicari melalui internet.

Mengenalkan konten edukatif kepada anak juga bisa membangun kemampuan literasi digitalnya untuk menghadapi era teknologi yang semakin modern.

Jika penggunaan gawai dibutuhkan dalam berinteraksi atau belajar, Vera mengatakan tetap harus menerapkan aturan terkait berapa lama gawai bisa digunakan.

Vera mengingatkan jangan sampai teknologi digital menjadi pengganti komunikasi langsung, bahkan dijadikan pelarian saat anak emosional seperti membiarkan anak curhat dengan kecerdasan buatan atau Chat GPT, atau tenggelam dalam game online saat ia merasa kesepian.

Teresa menambahkan, penerapan aturan yang tegas dalam mengakses media sosial juga diharapkan dapat melindungi anak dari dampak negatif menggunakan media sosial berlebihan seperti brainrot, di mana otak terbiasa dengan konten dangkal dan cepat sehingga menurunkan fokus, daya pikir kritis dan motivasi belajar.

Sementara itu dalam mendukung keluarga sehat di tengah era digitalisasi, Vera mengatakan pemerintah berperan penting sebagai mitra keluarga yang mendukung sistem ekologi keluarga.

Ia memberi saran pemerintah dapat melakukan sosialisasi membangun keluarga sehat di era digital dengan menggalakkan program parenting digital dalam bentuk pelatihan yang menyasar di level ibu PKK atau rumah ibadah.

Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan akses yang mudah untuk memperoleh konseling keluarga melalui layanan psikologi di tingkat puskesmas, dan menggalakkan gerakan pro-keluarga seimbang digital dengan menyediakan ruang publik ramah keluarga dan jam kerja ramah keluarga.

Selain itu regulasi konten ramah anak juga perlu diatur karena terkait keamanan anak di ruang digital dan pengawasan platform digital.

Pemerintah bisa menggandeng berbagai sektor seperti Lembaga Swadaya Masyarakat, sekolah, bekerja sama dengan psikolog, dan tokoh masyarakat.

Memperingati Hari Keluarga 2025, mengingatkan kita bahwa hadirnya era digitalisasi tidak bisa dipungkiri berpengaruh pada kehidupan keluarga masa kini.

Maka itu perlu pendekatan modern dalam menggunakan ruang digital dan memanfaatkannya untuk keperluan yang positif, agar tercipta keluarga sehat yang cakap digital. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan