Kontroversi Ketan dan Maag: Benarkah Harus Dihindari oleh Penderitanya?

Kontroversi Ketan dan Maag: Benarkah Harus Dihindari oleh Penderitanya?-foto : tangkapan layar ig,--

KESEHATAN, KORANPALPOS.COM - Ketan, salah satu makanan tradisional Indonesia yang kerap hadir dalam berbagai sajian manis maupun gurih kini tengah menjadi perbincangan terkait hubungannya dengan penyakit maag.

Banyak masyarakat percaya bahwa ketan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita maag karena dianggap sulit dicerna dan bisa memicu naiknya asam lambung.

Namun, apakah anggapan ini benar adanya?

Ketan atau beras ketan merupakan jenis beras yang mengandung pati tinggi dan memiliki tekstur lengket setelah dimasak.

BACA JUGA:Cegah Impotensi dengan Buah Melon Kuning

BACA JUGA:Tingkatkan Fungsi Otak dan Suasana Hati dengan Pisang

Biasanya, ketan diolah menjadi lemper, onde-onde, wajik atau disantap bersama kelapa parut dan gula merah.

Rasanya yang nikmat dan mengenyangkan membuat ketan menjadi makanan favorit di berbagai daerah.

Namun, bagi penderita maag atau gastritis konsumsi ketan seringkali menimbulkan kekhawatiran.

Selain itu, waktu makan juga memegang peranan penting.

BACA JUGA:Obati Jerawat dan Haluskan Kulit Wajah dengan Getah Pisang

BACA JUGA:Begini Kiat Mengurangi Gejala Asma pada Anak

Mengonsumsi ketan saat perut kosong atau di pagi hari saat asam lambung sedang aktif bisa memperburuk gejala maag.

Sebaliknya, jika dikonsumsi setelah makanan ringan atau sebagai camilan sore risikonya lebih kecil.

Sementara itu, di masyarakat beredar pula mitos bahwa ketan bisa ‘menggumpal’ di lambung dan sulit dicerna.

Dengan demikian, penderita maag tidak harus menghindari ketan sepenuhnya tetapi perlu lebih bijak dalam mengonsumsinya.

BACA JUGA:Cegah Kepikunan dan Tingkatkan Kecerdasan dengan Ikan Betok

BACA JUGA:Atasi Hepatitis dan Redakan Rematik dengan Brotowali

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan