Upaya Penipuan Online Diperkirakan Meningkat sejak Jelang Idulfitri, Simak Tips untuk Menghindarinya !

Ilustrasi-Foto: Istimewa-
KORANPALPOS.COM - Berbagai aktivitas selama Ramadan diprediksi akan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga.
Namun, masyarakat perlu mewaspadai oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum ini untuk melakukan upaya penipuan demi meraup keuntungan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan adanya peningkatan upaya penipuan online selama Ramadan, terutama menjelang Idulfitri.
Dalam konferensi pers pada Selasa (4/3), Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengungkapkan bahwa berdasarkan data layanan pengaduan konsumen, terdapat 1.512 pengaduan terkait social engineering pada pekan ketiga dan keempat Februari 2025.
BACA JUGA:Saldo Gratis DANA Kaget Rp228.000 di Momen Lebaran, Begini Cara Klaimnya!
BACA JUGA:Harga Emas Antam Lebaran 2025 : Stabil di Angka Rp1.852.000 per Gram !
Angka ini meningkat sekitar 46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 1.033 pengaduan.
Mengantisipasi hal tersebut, PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), sebagai salah satu platform fintech lending terkemuka di Indonesia, mengajak masyarakat untuk memperkuat pengamanan data pribadi agar tidak menjadi korban kejahatan digital.
“Modus penipuan digital terus berkembang. Tidak hanya manipulasi psikologis seperti social engineering atau phishing, kini muncul modus baru seperti SMS penipuan dengan metode fake Base Transceiver Station (BTS), yang memungkinkan pelaku mengirim SMS penipuan secara massal ke ponsel di sekitarnya tanpa terdeteksi oleh sistem operator. Kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tidak membagikan data pribadi kepada pihak yang tidak dikenal, serta selalu memverifikasi keaslian informasi melalui saluran resmi,” ujar Jonathan Kriss, Brand Manager AdaKami.
BACA JUGA:Cara Klaim 2 Link THR Saldo DANA Gratis Hari Ini, 30 Maret 2025
Jonathan juga menambahkan bahwa berdasarkan data internal AdaKami, pihaknya menemukan sejumlah akun palsu di berbagai platform media sosial yang mencatut nama AdaKami.
Akun-akun ini diduga digunakan untuk melancarkan aksi penipuan, termasuk klaim palsu mengenai pengiriman dana ganda.
“Situasi ini menunjukkan bahwa pelaku kejahatan digital terus mencari celah untuk memanfaatkan situasi. Oleh karena itu, selain menerapkan teknologi terkini, AdaKami secara rutin melakukan edukasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan online,” imbuh Jonathan.