Persiapan Moral Sebelum Menikah Agar Tidak Ada Ghosting dan KDRT

Reporter: Dahlia |

Editor: Maryati |

Kamis , 20 Feb 2025 - 22:09

Ilustrasi pertukaran cincin pernikahan.-Foto : ANTARA -

KORANPALPOS.COM - Pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kesiapan dari berbagai aspek, salah satunya adalah moral.

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, menekankan pentingnya mempersiapkan moral sebelum menikah agar rumah tangga dapat berjalan harmonis dan terhindar dari permasalahan seperti ghosting maupun Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Menurut Prof. Rose Mini, manusia secara alami memiliki moral yang membuatnya mampu membedakan antara baik dan buruk. Namun, moral ini perlu distimulasi dan dilatih agar berkembang dengan baik.

“Manusia memiliki moral, sebenarnya bisa membedakan baik dan buruk. Allah memberikan itu pada manusia, hanya saja tidak semua individu terstimulasi dengan baik dalam perkembangannya,” ujarnya.

Moral yang baik akan membentuk seseorang yang bertanggung jawab, mampu mengendalikan emosi, dan memiliki empati terhadap orang lain, terutama pasangan.

Tanpa adanya landasan moral yang kuat, seseorang cenderung lebih mudah melakukan tindakan impulsif, seperti meninggalkan pasangan tanpa alasan yang jelas (ghosting) atau bahkan melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga.

Prof. Rose Mini menjelaskan bahwa moral perlu dilatih secara menyeluruh, dimulai dari membangun empati, kemampuan memahami orang lain, hingga meningkatkan kontrol diri (self-control).

Orang yang kurang memiliki kontrol diri biasanya juga mengalami masalah dalam kepercayaan diri, sehingga sulit untuk mengungkapkan perasaan secara sehat dan minim empati terhadap pasangannya.

“Jika seseorang tidak memiliki kontrol diri yang baik, maka dia tidak bisa mengelola emosinya dengan bijaksana. Hal ini bisa menyebabkan berbagai masalah dalam rumah tangga, termasuk komunikasi yang buruk dan sikap tidak peduli terhadap pasangan,” tambahnya.

Selain self-control, ada beberapa nilai moral yang harus diperhatikan oleh calon pasangan sebelum menikah, yaitu:

persiapan moral sebelum menikah agar tidak ada ghosting dan kdrt                            koranpalpos.com - pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kesiapan dari berbagai aspek, salah satunya adalah moral.
guru besar fakultas psikologi universitas indonesia, prof. dr. rose mini agoes salim, m.psi, menekankan pentingnya mempersiapkan moral sebelum menikah agar rumah tangga dapat berjalan harmonis dan terhindar dari permasalahan seperti ghosting maupun kekerasan dalam rumah tangga (kdrt).
menurut prof. rose mini, manusia secara alami memiliki moral yang membuatnya mampu membedakan antara baik dan buruk. namun, moral ini perlu distimulasi dan dilatih agar berkembang dengan baik.
“manusia memiliki moral, sebenarnya bisa membedakan baik dan buruk. allah memberikan itu pada manusia, hanya saja tidak semua individu terstimulasi dengan baik dalam perkembangannya,” ujarnya.
baca juga:sembuhkan penyakit hepatitis dan liver dengan ginseng jawa
baca juga:sembuhkan herpes radang sendi dan mata dengan daun gempur batu
moral yang baik akan membentuk seseorang yang bertanggung jawab, mampu mengendalikan emosi, dan memiliki empati terhadap orang lain, terutama pasangan.
tanpa adanya landasan moral yang kuat, seseorang cenderung lebih mudah melakukan tindakan impulsif, seperti meninggalkan pasangan tanpa alasan yang jelas (ghosting) atau bahkan melakukan tindakan kekerasan dalam rumah tangga.
prof. rose mini menjelaskan bahwa moral perlu dilatih secara menyeluruh, dimulai dari membangun empati, kemampuan memahami orang lain, hingga meningkatkan kontrol diri (self-control).
orang yang kurang memiliki kontrol diri biasanya juga mengalami masalah dalam kepercayaan diri, sehingga sulit untuk mengungkapkan perasaan secara sehat dan minim empati terhadap pasangannya.
baca juga:dokter ungkap penyebab bumil rentan terkena influenza
baca juga:obatai bisul cacingan dan herpes dengan petai cina
“jika seseorang tidak memiliki kontrol diri yang baik, maka dia tidak bisa mengelola emosinya dengan bijaksana. hal ini bisa menyebabkan berbagai masalah dalam rumah tangga, termasuk komunikasi yang buruk dan sikap tidak peduli terhadap pasangan,” tambahnya.
selain self-control, ada beberapa nilai moral yang harus diperhatikan oleh calon pasangan sebelum menikah, yaitu:
1. kindness (kebaikan) - seseorang yang memiliki sifat baik akan lebih mudah membangun hubungan yang sehat dan harmonis.
2. respect (rasa hormat) - menghormati pasangan dalam segala aspek kehidupan sangat penting untuk menjaga hubungan tetap harmonis.
3. tolerance (toleransi) - mampu menerima perbedaan dan tidak memaksakan kehendak kepada pasangan.
4. fairness (keadilan) - menjalankan hubungan secara adil dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi.
menurut prof. rose mini, keempat aspek tersebut akan membentuk seseorang dengan moral yang baik dan menjadi landasan kuat dalam membangun keluarga yang harmonis.
selain moral, kesiapan mental dan keterampilan berkomunikasi juga sangat penting dalam menghadapi tantangan dalam pernikahan.
setiap pasangan harus memiliki kemampuan untuk menghadapi konflik, bukan menghindarinya.
salah satu penyebab ghosting dalam hubungan adalah ketidakmampuan individu dalam menghadapi masalah dan mencari solusi bersama.
“pasangan harus berjuang menghadapi masalah, bukan menghindar. jika mereka terus menghindari konflik, bisa jadi salah satu pihak memilih untuk menghilang begitu saja dari hubungan, yang dikenal dengan istilah ghosting,” jelasnya.
untuk itu, calon pasangan perlu membekali diri dengan keterampilan berkomunikasi yang baik.
salah satu teknik komunikasi yang penting dalam hubungan adalah komunikasi asertif, yakni mengungkapkan perasaan atau keinginan tanpa menyakiti pasangan.
sebaliknya, komunikasi agresif seperti membentak dan memaki dapat menjadi pemicu dasar bagi kekerasan dalam rumah tangga.
“komunikasi agresif adalah salah satu faktor utama penyebab kdrt. ketika seseorang tidak bisa mengontrol emosinya, ia akan lebih mudah melampiaskannya dengan cara yang destruktif, baik secara verbal maupun fisik,” jelasnya.
selain itu, ada juga komunikasi submisif yang sering kali berbentuk sindiran atau kata-kata menyakitkan secara halus.
meskipun tampak tidak langsung menyerang, komunikasi submisif tetap dapat memicu konflik yang berkepanjangan dalam rumah tangga.
salah satu langkah penting dalam persiapan sebelum menikah adalah mengenal lebih dalam kepribadian pasangan.
dengan pemahaman yang baik terhadap kepribadian pasangan, seseorang dapat lebih siap dalam menghadapi proses adaptasi setelah menikah.
“adaptasi dalam pernikahan berarti mencari titik tengah antara harapan satu pihak dengan harapan pihak lainnya. jika adaptasi tidak dapat dilakukan dengan baik, maka konflik dalam rumah tangga akan terus muncul,” katanya.
banyak pasangan yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri setelah menikah karena mereka belum memahami karakter masing-masing dengan baik.
oleh karena itu, disarankan untuk menjalani diskusi mendalam sebelum pernikahan mengenai nilai-nilai kehidupan, harapan dalam rumah tangga, dan cara menghadapi perbedaan.
sebelum menikah, calon pasangan juga perlu menyepakati berbagai aspek kehidupan pernikahan, seperti pembagian tugas dalam rumah tangga, perencanaan keuangan, hingga cara menyelesaikan konflik.
tanpa adanya kesepakatan yang jelas, pasangan bisa menghadapi masalah yang berujung pada perselisihan berkepanjangan.
selain kesepakatan, komitmen adalah hal yang tidak kalah penting. prof. rose mini menekankan bahwa pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga tentang kesediaan untuk berkomitmen dalam menghadapi segala rintangan yang muncul di dalam rumah tangga.
“komitmen adalah salah satu faktor utama dalam mempertahankan pernikahan. pasangan yang memiliki komitmen kuat akan lebih mampu mengatasi masalah dibandingkan dengan pasangan yang hanya mengandalkan perasaan cinta semata,” ujarnya.
agar terhindar dari masalah seperti ghosting dan kdrt, pasangan harus sama-sama berusaha menciptakan lingkungan rumah tangga yang sehat.
beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membangun rumah tangga yang harmonis antara lain:
1. meningkatkan kualitas komunikasi - berbicara secara terbuka dan jujur mengenai perasaan dan harapan masing-masing.
2. menghargai perbedaan - tidak memaksakan kehendak dan selalu mencari solusi bersama dalam menyelesaikan perbedaan.
3. menjaga kepercayaan - bersikap jujur dan transparan dalam segala hal.
4. menjalin kehangatan emosional - memberikan perhatian dan kasih sayang secara konsisten.
5. membentuk kebiasaan positif - melakukan kegiatan bersama yang bisa mempererat hubungan, seperti olahraga, memasak, atau diskusi rutin.
dengan melakukan persiapan moral, mental, dan keterampilan komunikasi sebelum menikah, pasangan akan lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan dalam rumah tangga.
hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya ghosting dan kdrt, serta menciptakan pernikahan yang bahagia dan harmonis.
menikah bukan hanya tentang menjalani kehidupan bersama, tetapi juga tentang membangun hubungan yang sehat dan penuh kasih sayang.
oleh karena itu, persiapan sebelum menikah harus dilakukan dengan matang agar kehidupan rumah tangga yang dijalani bisa berjalan dengan baik dan harmonis. (ant)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Palembang Pos 21 Februari 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan