Mimpi Buruk di Piala Asia U-20 2025! Ini Bukti Timnas Indonesia Makin Melempem!

Mimpi Buruk di Piala Asia U-20 2025! Ini Bukti Timnas Indonesia Makin Melempem!Fhoto: Tangkapan Layar Facebook Hiporia Timnas--
KORANPALPOS.COM- Timnas Indonesia U-20 baru saja menyelesaikan perjalanan mereka di Piala Asia U-20 2025. Sayangnya, hasil yang didapat jauh dari harapan.
Jika dibandingkan dengan edisi 2023, ada indikasi bahwa Garuda Muda mengalami kemunduran. Apa saja faktanya?
Sama-sama peringkat tiga, tapi poinnya jauh berkurang, pada Piala Asia U-20 2023, Indonesia yang kala itu dilatih Shin Tae-yong mengakhiri fase grup di peringkat ketiga dengan raihan empat poin.
Namun, di edisi 2025 di bawah asuhan Indra Sjafri, Garuda Muda hanya mampu mengumpulkan satu poin dari tiga laga. Artinya, ada penurunan performa yang cukup signifikan.
BACA JUGA:Kluivert Mau Panggil 27 Pemain! Tapi Bisa Berkurang, Kok Bisa?
BACA JUGA:Red Sparks di Ujung Rekor! Megawati dkk Siap Gebuk AI Peppers
Indonesia tergabung di Grup C bersama Iran, Uzbekistan, dan Yaman. Dengan target menembus semifinal, justru mereka tersingkir di fase grup.
Kebobolan lebih banyak, pertahanan rontok, salah satu perbedaan mencolok adalah jumlah kebobolan. Pada 2023, Indonesia hanya kebobolan dua gol dalam tiga pertandingan.
Namun, di edisi 2025, jumlahnya melonjak menjadi enam gol! Indonesia kebobolan tiga gol saat melawan Iran dan Uzbekistan, menunjukkan bahwa lini pertahanan mengalami penurunan drastis.
Produktivitas gol tetap riit, striker mandul? bukan hanya kebobolan yang meningkat, produktivitas gol juga tetap minim. Pada 2023, Hokky Caraka menjadi satu-satunya pencetak gol bagi Indonesia.
BACA JUGA:Jay Idzes Jadi Kapten Venezia: Pemain Indonesia yang Kuasai Serie A!
BACA JUGA:PSSI Datangkan Wasit Asing! Liga 1 Lebih Seru atau Malah Bikin Geregetan?
Sementara di 2025, hanya Jens Raven yang berhasil mencetak gol dalam laga melawan Uzbekistan, itupun dalam kekalahan 3-1. Artinya, problem di lini serang masih belum terpecahkan.
Pelatih dipertanyakan, perlu revolusi? Hasil buruk ini tentu memunculkan kritik terhadap Indra Sjafri. Banyak pihak menilai bahwa strategi dan pemilihan pemain yang dilakukan kurang maksimal.