Perkembangan Kasus Kematian Vera : Kapolres Ogan Ilir Ungkap tak Ada Tanda Bekas Kekerasan di Tubuh Korban !

Kapolres Ogan Ilir, AKBP Bagus Suryo Wibowo, mengungkap perkembangan terbaru terkait kematian Vera, warga Perumahan Griya BST Tanjung Raja, yang ditemukan tewas di kamar rumahnya-Foto : Dokumen Palpos-
“Kamar terkunci dari dalam, tapi suaminya membuka paksa pintu dari luar,” ujar saksi mata yang melihat kejadian tersebut.
Hingga saat ini, kematian Vera masih menyisakan tanda tanya.
Diberitakan sebelumnya, kasus penemuan mayat seorang wanita bernama Vera (36) di rumahnya, Perumahan Griya BST, Tanjung Raja, Ogan Ilir, Senin (17/2/2025) menyisakan tanda tanya bagi warga sekitar.
Kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan mengungkap dugaan awal penyebab kematian korban.
Kapolsek Tanjung Raja, AKP Zahirin, dalam keterangannya mengungkapkan bahwa korban diperkirakan sudah meninggal dunia sekitar lima hingga 6 jam sebelum ditemukan oleh suaminya.
Dugaan ini diperkuat dengan kondisi tubuh korban yang mulai mengalami perubahan warna kebiruan akibat proses biologis setelah kematian.
“Kami telah melakukan pemeriksaan awal dan menemukan bahwa tubuh korban menunjukkan tanda-tanda kematian yang sudah berlangsung selama kurang lebih lima hingga enam jam sebelum ditemukan. Ada perubahan warna pada tubuh korban yang mengarah pada dugaan kematian alami,” ujar AKP Zahirin.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari keluarga dan riwayat medis korban, Vera diketahui memiliki penyakit kelenjar di tenggorokan.
Hal ini menjadi salah satu fokus penyelidikan karena kondisi tersebut berpotensi menyebabkan gangguan pernapasan yang fatal.
“Dari informasi yang kami himpun, korban memiliki riwayat penyakit kelenjar di tenggorokan. Dugaan awal yang kami temukan adalah adanya efek ‘biru terbekap’, bukan akibat kekerasan, tetapi kemungkinan karena penyakit yang dideritanya,” tambahnya.
Tim medis yang turut memeriksa kondisi korban juga mengonfirmasi bahwa perubahan warna pada tubuh bisa menjadi indikasi bahwa korban mengalami kesulitan bernapas sebelum meninggal.
Namun, karena pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi, penyebab pasti kematian belum dapat dipastikan sepenuhnya.
Menurut keterangan kepolisian, mayat Vera pertama kali ditemukan oleh suaminya setelah tiga hari pergi ke rumah orang tuanya di Desa Sungai Pinang 1.
Suami korban baru kembali ke rumah pada Senin pagi sekitar pukul 08.00 WIB.
Sesampainya di rumah, ia mendapati pintu rumah dalam keadaan terkunci rapat dan tidak ada tanda-tanda aktivitas dari dalam.