DPRD Ogan Ilir Tinjau Proyek Jalan Aspal yang Viral Dikelupas Warga

DPRD Ogan Ilir sidak jalan aspal yang viral di sosial media, Rabu 15 Januari 2025.-Foto : Isro -

Video yang diunggah oleh akun TikTok @burhanudin3009 ini telah menarik perhatian publik dengan hampir 10 ribu penonton dan 76 komentar beragam.

Dalam video tersebut, pengunggah mengungkapkan kekecewaannya terhadap kualitas pengaspalan yang dianggap sangat tipis dan mudah retak.

“Nah, min retak galo min aspalnyo padahal belum sampai sebulan. Tipis nian cak tempe. Nah, min tanahnyo tejingok saking tipisnyo,” ucapnya sambil memperlihatkan kondisi jalan yang rusak.

Bahkan masyakat yang merupakan warga desa tersebut terlihat beberapa kali mencongkel hingga mengelupaskan aspal dengan menggunakan tanganya.

Pengunggah juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, atas pengaspalan di desa mereka, tetapi menyayangkan hasil pengerjaan yang dinilai jauh dari harapan. 

“Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Panca Wijaya Akbar yang telah membantu pengaspalan di desa kami, namun inilah yang terjadi bisa dilihat. Hancur aspalnya retak-retak padahal belum sampai satu bulan pengaspalan,” lanjutnya.

Selain itu, dalam video yang sama, pengunggah juga menunjukkan area jalan lainnya yang mengalami kerusakan serupa.

“Baru di bangun sudah ancur min di Dusun 3 Desa Pulau Semambu. Banyak sampai sano,” katanya seraya menunjuk ke arah kejauhan.

Bukan hanya itu dalam postinganya Burhanudin juga menandai akun medsos Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar dan akun DPRD Ogan Ilir.

Seakan berharap ada tindak lanjut yang lebih baik atas pembangunan jalan aspal yang mereka keluhkan tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Ogan Ilir, Ruslan, mengatakan pembangunan dimulai pada bulan September atau November 2024 itu dilakukan pada musim penghujan.

Sehingga menyebabkan bahan material jalan tergerus dan terkikis air sehingga hasilnya kurang maksimal.

"Pembangunan dialkukan pada bulan 10 atau bulan 11 saat itu terjadi hujan siang dan malam . Sehingga bahan material yang ditaruh dilokasi tergerus oleh air, mungkin saja. Jadi kualitasnya berkurang sementara pengerjaanya harus cepat," kata Ruslan kepada wartawan di Indralaya.

Itu saja kata Ruslan sama sekali belum dibayar, jika ada yang rusak atau tidak sesuai dalam pengerjaanya otomatis harus diperbaiki. 

"Kan ada masa pemeliharaan selama 6 bulan. Pihak ketiga sudah kelapangan meninjau pekerjaan itu. Kami intruksikan untuk di perbaiki jika tidak di perbaiki maka tidak akan kami proses untuk penagihan," tegas Ruslan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan