Akal Bulus Mang Juhai Kumat Lagi
Mang Juhai--
‘’Ding, selera kakak kau nian budak itu. Peh kito deketi dulu, pas nian beduo dio tu dengan kito,’’ ujar Mang Juhai dengan mata berbinar, langsung merencanakan untuk mendekati mereka.
Dengan segera, Mang Juhai menghampiri kedua cewek tersebut dan mencoba untuk mengajak kenalan. Tentu saja, cewek berambut pirang itu merespons dengan cukup ramah.
‘’Apo dio jimat kamu tu kando, ngapo budak tu cak galak nian,’’ bisik Mang Oding yang mulai curiga. ‘’Ilmu lat gumilat tula, Ding,’’ jawab Mang Juhai dengan senyum lebar, menunjukkan rasa percaya diri yang berlebihan.
Namun, Mang Juhai tidak tahu jika cewek yang dia dekati itu ternyata sudah memiliki maksud tertentu.
‘’Kak, peh kito makan yok,’’ ajak cewek berambut pirang itu, sambil menunjukkan restoran Jepang yang cukup mewah.
Mang Juhai yang mendengar ajakan itu langsung mengernyitkan kening.
‘’Nak makan dimano dek,’’ tanyanya, merasa agak bingung dengan ajakan yang tak terduga ini.
‘’Di sano bae kak, lemak makanannyo,’’ jawab cewek tersebut, sambil tersenyum manis.
Tentu saja, Mang Juhai merasa terpojok. Dompetnya yang tipis membuatnya berpikir keras untuk mencari alasan. Seperti biasa, dia mulai berkelit dengan berbagai alasan.
‘’Ding, kau bejalanlah duluan. Aku nak ngolahke budak ini bae,’’ bisik Mang Juhai kepada Mang Oding, menyuruh temannya untuk berjalan duluan.
Setelah Mang Oding berjalan, Mang Juhai mulai beraksi.
‘’Anu dek, makmano besok bae. Gek kakak WA. Lupo bawa kartu kredit kakak ni,’’ ujar Mang Juhai dengan wajah penuh harapan.
Namun, kedua cewek yang awalnya tertarik langsung terdiam sejenak sebelum akhirnya berbalik pergi.
‘’Kukiro tadi toke kamu ni kak. Dak tau dompet tipis,’’ ujar cewek berambut pirang itu sambil meninggalkan Mang Juhai yang hanya bisa tersenyum kecut.
Mang Juhai, yang tidak kehilangan akal, hanya tertawa kecil.
- Tag
- Share
-
-
